PETA JALAN MENCAPAI MASYARAKAT TANGGUH BENCANA
Pengantar
Tulisan ini dibuat untuk memberikan pemahaman peta pemikiran tentang peristiwa kebencanaan dan risiko bahaya yang ditimbulkannya serta upaya mengurangi risiko hingga ke tingkat minimal. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran utuh menyeluruh tentang peristiwa kebencanaan dan bagaimana kita dapat meresponnya dengan baik.
Definisi Konseptual Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Hakekat Bencana
Pada dasarnya bencana adalah suatu peristiwa alam yang lumrah. Suatu fenomena alam diberi “label” bencana karena intensitas dan magnitude nya berskala besar, menimbulkan daya rusak yang besar, sehingga menimbulkan korban jiwa, harta. Oleh karena terkait dengan kepentingan manusia, maka konsep bencana berkonotasi negatif, sehingga dapat dikatakan bias manusia, atau human centris
Dalam satu hari terjadi ratusan atau ribuan kali gempa bumi. Intensitas dan magnitude gempa bumi harian kecil, sehingga tidak dapat dideteksi oleh indra manusia. Peristiwa itu hanya dapat dideteksi oleh peralatan yang sangat sensitif. Oleh karena gempa harian berskala kecil, tidak memiliki daya rusak, maka tidak dikatakan sebagai bencana.
Sebenarnya letusan erupsi gunung berapi adalah proses renovasi, restorasi alam (alam memperbaharui dirinya). Gempa bumi tektonik adalah proses mencari bentuk keseimbangan baru pada lempeng-lempeng tektonik.
Tidak ada peristiwa alam terjadi secara tiba-tiba, tapi berproses dan sudah menunjukkan ciri, tanda isyarat sebelum terjadi, tetapi sebagian besar orang tidak menyadarinya. Hanya orang terlatih dan ahli yang dapat mengetahuinya. Oleh karena itu peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksi dengan bantuan sains modern dan peralatan/instrumen yang peka dan canggih. Manusia sebagai bagian dari alam, harus dapat mengenali, mengidentifikasi, mempelajari dan memahami proses/perilaku alam agar dapat mempertahankan eksistensinya di alam.
Tahapan Melakukan Kajian Risiko Bencana
Ada beberapa tahapan untuk melakukan kajian risiko, yaitu :
1 Identifikasi risiko
2 Analisis risiko
3 Evaluasi risiko
4 Perlakuan risiko
Sekarang sudah tersedia 31 teknik untuk melakukan empat tahapan kajian risiko, diantaranya braistorming, delphi, cause and efeffect analysis, markov analysis,monte carlo simulation, bayes analysis, layers of protection analysis, root cause analysis, even tree analysis, fault tree analysis, hazardous analytical critical control point, failure mode effect analysis.
Risiko Bencana
Tiap tempat / ruang, orang / kelompok memiliki tingkat risiko bencana atau kapasitas kemampuan dalam merespon suatu bencana yang sama besaran dan bobotnya. Tingkat risiko bencana yang diterima sangat tergantung pada tingkat / bobot / derajat magnitude bahaya yang ditimbulkan, tingkat kerawanan / kerentanan dan tingkat kapasitas kemampuan tiap orang / kelompok dalam merespon suatu bencana. Tingkat risiko bencana dapat dikurangi dengan memperbesar kapasitas kemampuan. Kapasitas Kemampuan meliputi kemampuan sumberdaya manusia, peralatan, ilmu dan teknologi, dana, kelembagaan. Narasi di atas dapat diformulasikan dalam persamaan matematis sebagai berikut :
H ( Hazard ) X V (Vulnarable )
R ( Risk ) = ------------------------------------------------------
C ( Capacity )
Konsep kapasitas kemampuan menjadi tolok ukur untuk menilai tingkat risiko bencana. Berdasarkan tingkat kapasitas seseorang atau kelompok dapat dibuat assessment ( penilaian ) tingkat risiko yang bakal diterima tiap orang / kelompok. Berdasarkan konsep kapasitas kemampuan , dapat disusun hierarki level kemampuan masyarakat.
Hierarki Level Kapasitas Kemampuan Masyarakat Dalam merespon bencana
Adapun level kapasitas kemampuan masyarakat dalam merespon bencana adalah sebagai berikut :
1 Masyarakat buta bencana
2 Masyarakat tahu bencana
3 Masyarakat memahami bencana
4 Masyarakat sadar bencana
5 Masyarakat siaga bencana
6 Masyarakat tangguh bencana
Merumuskan Strategi
Berdasarkan hieraraki di atas, maka dapat dirumuskan strategi yang harus dicapai. Strategi tidak sama dengan cara. Strategi diartikan sebagai target / sasaran / tujuan yang ingin dicapai. Cara untuk mencapainya disebut taktik.
Dalam konteks kebencanaan, maka strategi yang dirumuskan adalah masyarakat tangguh bencana. Strategi dijabarkan ke dalam bentuk misi yang kemudian dijabarkan ke dalam bentuk taktik, yang kemudian dijabarkan ke dalam bentuk teknik operasional. Dengan demikian tampak jelas peta keseluruhan tentang bencana mulai dari strategi hingga teknis operasional.
Merumuskan Misi
Strategi harus dijabarkan lebih dahulu dalam bentuk misi, sebelum merumuskan langkah taktik. Misi yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1 Memantabkan kemampuan antisipasi
2 Memantabkan kemampuan proteksi
3 Memantabkan kemampuan adaptasi
4 Memantabkan kemampuan daya lenting
Merumuskan Taktik
Taktik yang harus dilakukan adalah :
1 Menjauhkan masyarakat dari bencana
2 Menjauhkan bencana dari masyarakat
3 Hidup harmoni dengan risiko bencana
4 Menumbuh kembngkan kearifan lokal dalam menanggulangi bencana
Merumuskan Langkah Teknis Operasional
Taktik pertama dijabarkan dengan beberapa langkah teknis operasional yaitu :
1 Perbaikan infrastruktur
2 Membuat peta jalur evakuasi dan jalur logistik
3 Membuat hunian sementara
4 Pengadaan logistik
5 Pembuatan sistem peringatan dini ( Early Warning System / EWS )
Taktik ke dua dijabarkan dengan langkah teknis operasional, yaitu :
1 Pelatihan dan kesiapan simulasi Penanggulangan Risiko Bencana ( PRB )
2 Pembuatan peta zonasi rawan bencana
3 Pembentukan Forum Penanggulangan Risiko Bencana
4 Pembuatan Standard Operasional Prosedur ( SOP ) Penanggulangan Risiko Bencana
5 Perektutan relawan EWS
6 Penentuan titik kumpul
Taktik ke tiga dijabarkan dengan langkah teknis operasional,yaitu :
1 Meningkatkan kemampuan inderawi terhadap fenomena alam
2 Melestarikan tradisi alam lengkap dengan pemahaman filosofinya
3 Melestarikan pengetahuan kearifan lokal tentang
gejala kebencanaan
Taktik ke empat dijabarkan dengan langkah teknis operasional, yaitu :
1.Menggeser mata pencaharian saat masa tanggap darurat dan masa rekonstruksi
2 Menangkap peluang ekonomi dan sumberdaya alam yang tersedia
3 Mengikuti perkembangan informasi mutakhir
Indikator Keberhasilan Strategi Masyarakat Tangguh Bencana
Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan usaha mewujudkan masyarakat tangguh bencana, yaitu :
1 Berkurangnya jumlah korban jiwa dan materi setiap kali ada peristiwa kebencanaan.
2 Setiap orang dapat berfungsi sebagai Anggota Tim SAR bagi dirinya sendiri dan keluarganya.
3 Masa tanggap darurat dapat dipersingkat
4 Masa rekonstruksi dapat dipersingkat
Peta Jalan Mencapai Masyarakat Tangguh Bencana
Narasi penjelasan di atas dapat dirangkum ke dalam tabel di bawah ini, agar dapat dipahami lebih jelas.


Comments
Post a Comment