PERTANDINGAN SUDAH GAME OVER
Prolog
Dalam setiap pertandingan ada banyak kejadian dramatis yang membuat beragam skenario yang secara probabilitas dapat terjadi. Ada momen pertandingan yang hingga menjelang detik detik terakhir, belum dapat diduga, ditebak, ditentukan siapa pemenangnya. Ada pula pertandingan yang baru berjalan 20% dari durasi waktu standard, tetapi hasilnya sudah dapat diduga dengan akurasi tinggi, siapa kiranya yang bakal keluar sebagai pemenang. Model pertandingan seperti itu, sudah dapat dikatakan secara strategis, taktis, teoritis sudah berakhir alias game over.
Pihak yang kalah biasanya merasa menang dan sebaliknya pihak yang menang merasa belum / tidak menang. Pihak yang kalah biasanya masih terus beretorika, berteori, memaparkan berbagai analisis, argumentasi untuk menutupi Kekalahannya. Sebaliknya pihak yang menang, masih terus berpura-pura pura merasa tidak menang, dengan dalih tidak ingin melukai perasaan kubu yang kalah, menjaga perasaan pimpinan kubu yang kalah. Pihak pemenang tidak butuh pengakuan dari siapapun atas kemenangannya, karena dia tidak butuh pengakuan , melainkan agenda, misi, targetnya tercapai.
Dalam perkembangan teknologi mutakhir, ekonomi global, geopolitik strategis dan taktis, kemenangan sejati tidak direpresentasikan pada diri orang, kelompok, organisasi, tetapi tercapainya semua agenda besar, target / tujuan yang melampaui dimensi ruang fisik, waktu hidup seseorang. Pihak yang kalah bahkan masih diberi kesempatan menduduki tahta, jabatan, status resminya sampai batas waktu yang ditoleransi oleh pihak pemenang. Tulisan ini menyoroti beberapa isu utama yang dijadikan indikasi kondisi medan tempur dari peperangan antara rejim lama dengan rejim baru. Ada empat medan tempur yang diperebutkan dalam peperangan di babak awal ( babak pertama dari lima babak ). Sepertinya kita tidak perlu menunggu sampai lima babak, hasilnya sudah dapat dipastikan.
Medan Tempur PIK 2
Pantai Indah Kapuk 2 adalah suatu proyek strategis nasional ( PSN ), yang digarap oleh salah satu konglomerat besar. Isu utama yang berkembang di media massa terkait proyek PIK 2 adalah pemagaran laut oleh pengembang, sehingga menyulitkan akses masuk dan keluar lewat laut khususnya bagi warga yang bermukim di tepi pantai. Laut yang telah dikapling, diduga kuat akan diterbitkan sertifikat hak milik atas nama korporasi oleh aparat negara yang berwenang.
Presiden memerintahkan kepada aparat keamanan untuk membongkar pagar laut tersebut. Perintah presiden sempat diabaikan, walaupun pada akhirnya sebagian pagar laut dibongkar. Sekarang kelanjutan proses pembongkaran pagar laut tidak jelas. Ternyata isu pemagaran laut tidak hanya terjadi di kawasan sekitar Jakarta. Beberapa wilayah lain juga mengalami hal yang sama dan nasibnya juga sama, serba tidak jelas. Kondisi ini cenderung status quo, dan itu artinya medan tempur itu dimenangkan oleh korporasi yang didukung rejim lama.
Medan Tempur Polemik Ijazah Joko Widodo
Isu keaslian ijazah mantan presiden Joko Widodo, ramai diperbincangkan di berbagai media. Terbentuk dua kubu yang mengkristal berhadap hadapan yaitu kelompok pro Joko Widodo, didukung oleh Universitas Gadjah Mada sebagai pihak yang menerbitkan ijazah. Kelompok yang meragukan keaslian ijazah Joko Widodo juga tidak kurang mendapat dukungan dari berbagai pihak. Masing masing pihak mengajukan argumentasi dan pertentangan itu sudah berlangsung selama beberapa bulan dan belum menunjukkan tanda tanda bakal tuntas dalam waktu dekat.
Setelah terjadi polemik panjang dan belum ada tanda tanda penyelesaian, akhirnya Presiden Prabowo Subianto turun tangan mengeluarkan pernyataan keprihatinan. Presiden prihatin dengan sikap dan sifat bangsa Republik yang selalu menggugat mantan presiden dalam istilah beliau dikuyu kuyu. Sewaktu berkuasa, presiden dipuja puji, setelah lengser, dipermalukan, dihujat. Presiden minta polemik soal keaslian ijazah tersebut sebaiknya diakhiri saja. Setelah keluar sinyal dari presiden, pihak kepolisian segera menjadikan tiga tokoh yang mengangkat isu tersebut ( Rismon Sianipar, Roy Suryo, Tifa ) sebagai tersangka atas pengaduan kelompok pro Joko Widodo. Kondisi itu menunjukkan bahwa medan tempur keaslian ijazah Joko Widodo kembali dimenangkan oleh kubu rejim lama.
Medan Tempur IKN
Isu IKN sudah sejak program itu diluncurkan, menimbulkan kontroversi. Pihak yang anti IKN mengajukan banyak argumentasi, demikian juga pihak yang pro IKN. Banyak pihak menganggap bahwa proyek ambisius dari Presiden Joko Widofo yang ingin meninggalkan warisan yang bersifat monumental. Proyek IKN hampir kehilangan momentum karena belum sempat menyelesaikan tahap pembentukan, presiden terdesak dengan waktu yang tidak berpihak kepadanya. Kegagalan pada aspek bentuk, merambat pada aspek struktur yang belum tampak polanya. Kegagalan pada aspek struktur menimbulkan kegagalan pada aspek proses, yang membutuhkan tambahan waktu yang tidak mungkin dipenuhi oleh Presiden Joko Widodo. Kegagalan pada aspek proses, menimbulkan kegagalan pada aspek fungsi. IKN belum dapat menjalankan fungsinya sebagai pusat pemerintahan. Hal itu tidak menyurutkan ambisi Joko Widodo untuk melanjutkan proyek IKN.
Joko Widodo memainkan kartu terakhirnya berupa mengupayakan kemenangan di aspek simbol. Di tengah segala keterbatasan infrastruktur dan suprastruktur di IKN, Joko Widodo memaksakan penyelenggaran upacara peringatan kemerdekaan Republik ke 79 di IKN. Semua orang akan mengenang bahwa IKN pernah jadi tempat penyelenggaran peringatan hari kemerdekaan walaupun hanya satu kali. Setelah Joko Widodo lengser dari jabatannya, banyak orang mengira bahwa rejim Presiden Prabowo Subianto tidak akan meneruskan proyek IKN, dan proyek itu akan menjadi proyek mangkrak ( gagal ). Sekali lagi para penentang rejim lama kecewa, karena Presiden Prabowo Subianto telah memutuskan bahwa IKN akan menjadi ibukota politik pada tahun 2028. Keputusan itu jelas sekali merupakan indikasi kuat bahwa kemenangan di medan tempur IKN menjadi milik rejim lama.
Medan Tempur Kereta Whoosh
Isu kereta cepat Whoosh merupakan batu ujian bagi kelompok pro dan kelompok anti rejim lama. Kedua pihak menganggap medan tempur di isu itu sangat penting dipandang dari aspek strategi dan taktik. Isu ini mencuat di saat usia pemerintah rejim Presiden Prabowo Subianto sudah melewati satu tahun pertama. Menteri Keuangan Purbaya yang baru bertugas selama satu satu bulan segera meraih popularitas berkat ucapan dan tindakannya yang dinilai pro rakyat. Popularitas Purbaya yang fenomenal melesat seperti meteor, jauh meninggalkan rekan sesama menteri bahkan mendekati pamor presiden. Salah satu ucapan Menteri Purbaya adalah menolak membayar beban hutang kereta cepat whoosh dengan dana APBN.
Purbaya segera menjadi tumpuan harapan banyak orang untuk membenahi semua kekacauan yang diwariskan rejim lama. Purbaya dianggap sebagai buldozer yang akan menyapu bersih segala kotoran yang ditinggalkan oleh aktivitas pesta pora para pejabat dan konglomerat hitam. Beberapa hari lalu para penentang rejim lama kembali dikecewakan dengan sikap dan ucapan Presiden Prabowo Subianto. Presiden sudah mengambil alih tanggung jawab soal kereta cepat whoosh. Arti tanggung jawab itu adalah presiden akan pasang badan untuk membayar hutang itu dengan APBN. Ucapan Menteri Keuangan Purbaya yang menolak membayar dengan dana APBN dianulir oleh Presiden. Kenyataan itu menunjukkan indikasi para pendukung rejim lama sudah memenangkan empat medan pertempuran dan itu artinya perang sudah dimenangkan secara telak dengan skor 4 berbanding 0 .
Epilog
Sebelum presiden turun tangan menyelesaikan polemik soal kereta cepat whoosh, rakyat masih menaruh harapan pada rejim Pemerintah Presiden Prabowo Subianto akan benar benar berpihak kepada rakyat. Rakyat sabar menunggu momen 100 hari pemerintahan ( 3 bulan ), kemudian satu semester ( 6 bulan ), kemudian 1 tahun pertama usia pemerintahan rejim Presiden Prabowo Subianto. Dengan keputusan Presiden soal kereta cepat whoosh, tidak ada harapan yang dapat diharapkan, tidak ada lagi yang ditunggu. Pertandingan / permainan sudah game over.
Kondisi terkini di Republik masih menyisakan satu pertanyaan yang krusial. Mengapa harapan dan kepentingan rakyat banyak selalu berseberangan dengan penguasa dan kepentingannya harus selalu dikalahkan oleh kepentingan penguasa?. Sudah 80 tahun rakyat Republik menanti kehadiran rejim yang berpihak kepada rakyat. Harus berapa lama lagi rakyat menunggu dan menunggu terus tanpa ada kejelasan dan kepastian?. Sepanjang sejarah peradaban manusia selalu terjadi pertarungan head to head di antara algoritma - algoritma, khususnya algoritma jejaring informasi. Pertarungan abadi yang terjadi di sepanjang sejarah peradaban manusia antara dua pihak yaitu pihak yang mempertahankan tatanan dengan pihak yang mencari dan menegakkan kebenaran. Para pemimpin puncak selalu dihadapkan dengan kesulitan menemukan titik keseimbangan di antara ke dua kutub tersebut. Dalam sepanjang sejarah peradaban manusia di Afrika, Asia dan di masa lalu di Eropa, Amerika, Australia, jejaring informasi yang dikembangkan lebih mengutamakan membentuk dan memelihara tatanan dari pada menencari dan menegakkan kebenaran. Hasil akhirnya adalah manusia lebih cerdas dan terlatih dalam membangun dan memelihara kekuasaan dari pada menghasilkan kebijaksanaan.
.png)

Comments
Post a Comment