PERINGATAN KERAS UNTUK IKN
Prolog
IKN ( Ibu Kota Nusantara ) di Kalimantan Timur sudah ditetapkan sebagai ibu kota politik Republik Pada tahun 2028. Sebelum ditetapkan menjadi ibu kota, lokasinya berupa hutan belantara. Memindahkan ibu kota negara dalam waktu singkat bukan perkara mudah. Sebelum memutuskan lokasi yang dipilih, harus dilakukan kajian ilmiah yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, agar dapat diperoleh lokasi yang paling layak berdasarkan indikator / parameter ilmu ilmu kebumian, teknik rekayasa, lingkungan, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan.
Kajian itu belum dilakukan secara maksimal, cenderung tergesa gesa, diikuti dengan pembangunan secara masiv. Tidak jelas apa target / tujuan yang ingin dicapai selain memburu waktu sebelum selesai masa jabatan presiden Joko Widodo. Penulis sudah pernah mengingatkan para perencana dan pelaksana serta para pengambil keputusan agar menahan diri untuk menghasilkan ibu kota yang serba ter : terbesar, terindah, tercanggih, termodern, termegah. Kalau hal itu yang dilakukan, maka mereka hanya memindahkan tumpukan masalah di Jakarta ke IKN dan mencopy jalur jalan yang ditempuh Jakarta.
Penulis juga sudah menegur para penguasa Republik, nafsu / ambisi mewujudkan ibu kota baru secara singkat biasanya berakhir dengan kegagalan. Ada banyak contoh yang diajukan seperti Maskhan - Shapir ( Irak ), Fatehpur Sikkri ( India ), Tell Amarna ( Mesir ). Contoh lain, walaupun tidak dapat dikatakan gagal total, tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan, seperti Brasilia ( Brazil ), Juba ( Nigeria ), Naypyidaw ( Myanmar ). Sepertinya menurut dugaan penulis, nasib IKN di masa depan bakal lebih buruk dari tiga kota yang disebut terakhir.
Ketersediaan Air Sebagai Faktor Pembatas
Tidak dapat disangkal bahwa air adalah unsur utama di samping udara untuk menopang kehidupan. Dengan demikian air adalah salah satu faktor pembatas utama dalam merekayasa suatu lokasi menjadi pemukiman permanen. Ketersediaan air secara ajek sepanjang tahun menjadi indikator utama untuk memilih lokasi pemukiman, dan menentukan kondisi sehat atau tidak sehat neraca hidrologis suatu DAS ( Daerah Aliran Sungai ). DAS yang tidak sehat, ketersediaan air sangat sedikit pada musim kemarau dan melimpah pada musim hujan.
Berita buruk tentang kondisi keairan di IKN datang dari suatu penelitian yang dilakukan oleh Laras Tursilowati, Peneliti Ahli Utama di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim Badan Riset Inovasi Nasional ( BRIN ). Penelitian itu menggunakan pendekatan ANN ( Artificial Neural Network ) berbasiskan data yang disadap dari teknik Inderaja ( Remote Sensing ) berupa Citra Satelit. Hasil penelitian itu memiliki tingkat akurasi lebih dari 97 %, memberitakan bahwa kuantitas air permukaan di IKN hanya 0,5 %, air yang tersimpan pada vegetasi 20 % dan sebagian besar lebih 79 % berupa run off ( limpasan / air larian ), yang tidak terserap oleh pori pori tanah, tetapi masuk ke badan air, akhirnya masuk ke laut.
Untuk memperkecil porsi run off, dapat dilakukan dengan cara mengurangi kawasan terbangun ( semen, aspal , lantai, tanah yang diperkeras ), dan memperbanyak vegetasi. Dengan biaya besar, rekayasa teknologi keairan seperti pembuatan waduk, embung, telaga, kolam, koefisien run off dapat diperkecil. Secara kuantitas jumlah volume air permukaan dapat ditingkatkan, tetapi mengingat kondisi tanah di kawasan IKN ( banyak tanah gambut ) untuk meningkatkan kualitas air permukaan membutuhkan upaya ekstra, berupa teknologi pengolahan air minum.
Ketimpangan Antara Infrastruktur Dengan Suprastruktur
Melihat rencana pengembangan IKN, penulis merasa khawatir dengan masa depan IKN. Penerapan teknologi canggih dan input biaya besar dapat menjamin kenyamanan hidup di IKN asalkan tabiat buruk Bangsa Republik dapat diubah. Apakah tabiat buruk itu?, yaitu nafsu serakah, ingin serba lebih, serba ter dapat memicu kenaikan tajam kapasitas bawa, daya dukung lingkungan IKN, melampaui kemampuan intrinsiknya. Kenaikan itu akan menuntut input materi, energi dan informasi dalam jumlah besar. Selama pasokan ketiga unsur itu dapat dipenuhi secara ajek dan berkelanjutan, kehancuran IKN dapat ditunda. Sedikit saja tingkat kestabilan pasokan materi,energi dan informasi terganggu, maka bencana besar membayangi IKN. Aliran materi, energi dan informasi bergerak sangat cepat dan proses deformasi tak terhindarkan, serta aliran mantapnya terdegradasi. Entropi dan eksternalitas jadi menanjak tajam tak terkendali. Pada tahap itu, kiamat di IKN hanya menunggu waktu.
Skenario buruk itu akan diperparah oleh tabiat buruk Bangsa Republik berikutnya. Apakah tabiat buruk berikutnya?. Bangsa Republik mudah membuat komitmen tetapi sangat sulit bersikap konsisten untuk melaksanakan komitmen, tingkat kedisiplinan yang rendah, suka mengakali segala sesuatu. Semua sifat buruk itu dapat dikelompokkan dalam konsep suprastruktur. Urusan infrastruktur lebih mudah dipenuhi, sepanjang tersedia teknologi dan biaya yang diperlukan, tetapi urusan suprastruktur lebih sulit dipenuhi. Suatu kebijakan yang sudah diputuskan, besar peluangnya mengalami distorsi dalam tahap implementasi. Contoh nyata ketidak patuhan bangsa Republik kepada regulasi yaitu sulit mematuhi ketentuan penataan ruang. Pelanggaran penataan ruang kawasan Kebayoran Baru, Kemang di Jakarta hampir pasti akan diulang di IKN.
Epilog
Proses pembangunan tidak hanya menyangkut utusan fisik, teknis, ekonomis dan lingkungan. Unsur non fisik seperti sosial, budaya tidak kalah pentingnya. Ketimpangan pembangunan infrastruktur dengan suprastruktur akan berakibat fatal. IKN belum beroperasi, tetapi bahaya besar sudah berada di depan mata. Tidak dapat dibayangkan kondisi IKN ketika sudah beroperasi dengan dukungan pasokan materi, energi dan informasi yang nyaris tak terbatas. IKN dapat diibaratkan seperti seorang aktor trappeze beraksi di atas seutas tali. Sedikit saja melakukan kesalahan, akibatnya sungguh fatal.
Nafsu membuat IKN jadi kota yang serba ter, akan memperbesar peluang dan mempercepat kehancuran IKN. Penguasa dan penghuni IKN wajib menerapkan disiplin ketat tanpa kompromi. Setiap penyimpangan dari regulasi dipastikan akan mempercepat kematian IKN. Skenario berikutnya IKN akan bernasib sama bahkan mungkin lebih buruk dari Meskhan- Shapir, Fatehpur Sikkri dan Tell Amarna.
Comments
Post a Comment