ACEH MENGAJARI SUMATERA UTARA

 Prolog

Beberapa tahun lalu penulis mengantar seorang sahabat dari Nederland bernama Willem van den Berg pergi ke Banda Aceh via darat. Willem berprofesi sebagai konsultan keuangan dan analis pasar saham. Kami berangkat dari Medan pukul 19.00 dengan mobil sedan. Ketika meninggalkan kota Pangkalan Brandan, Willem pamit mohon ijin tidur karena merasa lelah, belum pulih dari efek jet lag akibat penerbangan jarak jauh. Tidak lama kemudian penulis juga tertidur. Willem terbangun lebih dulu dan dia mencolek tubuh penulis sambil bertanya posisi kami saat itu. Saya menjawab, kalau kami sudah berada di wilayah Aceh. Dia heran kenapa begitu yakin kalau kami sudah memasuki wilayah Aceh. 

Sambil tersenyum penulis berkata, bahwa sekarang tidak terasa lagi guncangan di mobil yang membuat perut terasa mulas, serasa diaduk seperti waktu masih berada di wilayah Sumatera Utara. Jalan raya di Aceh lebih mulus dan berkualitas lebih baik dari Sumatera Utara. Dia tertawa mendengar jawaban itu. Orang  yang terbiasa melewati ruas jalan lintas negara antara Aceh dan Sumatera Utara, tanpa melihat sekalipun, dengan merasakan guncangan di mobil, dapat memastikan lokasi keberadaan, apakah di Aceh atau Sumatera Utara. 

Ada ungkapan yang menyiratkan rasa bangga warga Aceh terhadap kualitas jalan raya di provinsinya. Mereka berkata " Sumatera Utara boleh unggul dari Aceh dalam banyak bidang, tetapi satu hal yang sudah pasti, kami unggul di sektor jalan raya". Hal itu dibuktikan oleh Aceh, jalan rayanya tidak ada yang rusak, semua beraspal mulus.


Sumatera Utara Memprovokasi Aceh

Beberapa hari lalu Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menghentikan laju kendaraan berplat no polisi BL ( kode domisili kendaraan Aceh ) di Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang. Para sopir mobil berplat BL diberi arahan agar menyampaikan pesan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepada pemilik kendaraan agar mengganti plat BL dengan plat BK. Tujuannya jelas agar pajak kendaraan itu masuk ke kas Pemerintah Sumatera Utara.  Argumentasi dari tindakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara: sungguh tidak adil, biaya pembangunan / pemeliharaan jalan ditanggung Pemerintah Provinsi Sumatera Utara,  tetapi yang menikmati pajak kendaraan itu Pemerintah Provinsi Aceh. Dilihat sepintas, argumentasi itu seolah olah masuk akal, tetapi bagaimana kalau Pemerintah Provinsi Aceh melakukan hal yang sama?. Kalau ditelusuri lebih jauh, apa dasar hukum tindakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara?.Bagaimana jika pertanyaan itu dilanjutkan dengan kalimat pembuka yang bersifat pengandaian pengandaian?. Peristiwa itu dapat berbuntut panjang dan menimbulkan berbagai implikasi yang tidak diinginkan. 


Respon Elegan dan Berkelas Dari Pemerintah Provinsi Aceh 

Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang akrab disapa dengan nama Mualem, menunjukkan kelasnya sebagai tokoh yang telah lulus ujian kerasnya hidup di belantara rimba raya Aceh ketika masih berstatus pejuang gerilyawan Aceh Merdeka. Semua orang tahu jati diri Mualem, jebolan kamp pelatihan para komando militer di Libya, pernah menjadi pengawal pemimpin Libya Moamar Khadafy. Mualem dilantik jadi Panglima Tertinggi Sayap Militer Gerakan Aceh Merdeka menggantikan Tengku Abdullah Syafii yang gugur di medan tempur. 

Mualem merespon tindakan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan cara yang sangat elegan, berkelas dan mengundang simpati dari banyak pihak. Diantara tindakan Mualem yang dapat dikemukan di sini, antara lain : 

- Mualem mendatangi penjual es krim di Banda Aceh yang menggunakan car sale berplat BK, membeli es krim dan menikmatinya di tempat sambil ngobrol santai dengan si pedagang. Mualem bertanya apakah selama berdagang di Aceh dia pernah dirazia atau diganggu oleh aparat atau preman?. Si pedagang menjawab "tidak pernah". 

- Mualem menghentikan iring iringan truk pengangkut buah kelapa sawit dan mobil tanki minyak berplat BK, bukan untuk dibujuk atau diintimidasi. Para sopir itu disapa dengan sopan, ditanya apakah sudah makan?, sambil memberikan nasi kotak. Para sopir dipersilakan istirahat sambil menikmati makanan yang diberikan. Setelah makan, para sopir masih diberikan uang rokok. Memang tindakan Mualem dapat digolongkon kepada tindakan demonstratif, tetapi tetap mengundang simpati dari siapapun yang melihatnya. 


Pelajaran Dari Aceh

Berdasarkan pengamatan empirik jelas terlihat bahwa jumlah kendaraan bermotor yang berplat BL jauh lebih sedikit dari yang berplat BK. Konsekuensi logisnya, uang yang didapat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara  dari pajak kendaraan bermotor jauh lebih besar dari yang didapat Pemerintah Provinsi Aceh. Konsekuensi logis berikutnya, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berpeluang lebih besar  untuk membangun jalan raya berkualitas tinggi berikut pemeliharaannya. Kenyataan empirik yang terjadi adalah sebaliknya. Pemerintah Provinsi Aceh lebih cerdas, lebih piawai dalam urusan pembangunan dan pemeliharaan jalan. 

Pemerintah Aceh memanfaatkan pengawasan, pemantau kondisi jalan secara simultan, mengoptimalkan aparat pemerintah,  masyarakat pengguna jalan untuk melihat dan melaporkan kondisi jalan yang berlubang atau aspalnya terkelupas. Aparat Pemerintah dan  Masyarakat diminta melaporkan posisi letak / koordinat lokasi akurat dari jalan raya yang rusak kepada Dinas Pekerjan Umum. Laporan itu segera ditindak lanjuti dengan upaya perbaikan, sehingga kerusakan tidak bertambah parah dan tidak berlarut larut. Demikianlah cara Pemerintah Provinsi Aceh memberi pelajaran kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 


Epilog

Setiap Kepala Daerah dituntut untuk mampu mengembangkan kreativitas secara positif untuk menggali potensi pendapatan asli daerah. Cara cara represif, iming iming, intimidasi adalah cara kuno / purba yang harus ditinggalkan. Pemerintah Provinsi Aceh sudah mendemostrasikan kemampuannya dalam bidang pembangunan jalan raya berkualitas tinggi berikut upaya pemeliharaan yang berkelanjutan dengan dana yang terbatas. Pertanyaan pamungkas yang dapat diajukan adalah Mengapa Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tidak mampu melakukan hal yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Aceh?. Penulis tidak berpretensi menjawab pertanyaan itu. Silakan pembaca masing masing mengembangkan imajinasinya untuk mencari jawaban atas pertanyaan itu. 






Foto 1 : Gubernur Provinsi Aceh, Muzakir Manaf 


Sumber : Google 



Comments

Popular Posts