KEISTIMEWAAN SUKARNO

 Nyaris semua warga negara Republik mengenal sosok Ir. Sukarno, Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia. Walaupun  semua orang mengenal Sukarno selaku Bapak Bangsa. tetapi tidak banyak yang mengetahui keistimewaan Sukarno dalam upayanya melawan Pemetitah Kolonial Belanda.

Keistimewaan Sukarno antara lain terlihat pada beberapa indikator :


1. Sukarno tidak mengorganisir perlawanan bersenjata, tidak ada orang yang tewas atau luka luka,  tidak ada properti yang rusak. 

2. Sukarno melawan Pemerintah Kolonial Belanda  dengan metode saintifik, yang didukung oleh data, informasi tertulis, dikeluarkan secara resmi oleh berbagai instansi / dinas Pemerintah Kolonial Belanda. Misalnya Sukarno membuat pernyataan bahwa koloniisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, karena melakukan praktek penghisapan sumberdaya oleh satu bangsa kepada bangsa lain. Pernyataan itu didukung oleh data lalu lintas aliran materi, energi dan informasi dari Hindia Belanda ke Holland dan sebaliknya yang sangat timpang. 

3. Walaupun Sukarno melakukan perlawanan kepada Pemerintah Kolonial Belanda, tetapi tidak ada pasal di dalam KUHP yang dapat dikenakan pada Sukarno. Untuk melegitimasi tindakan memenjarakan Sukarno. Pemerintah Kolonial Belanda terpaksa harus menanggung malu besar, karena menerapkan pasal karet ( tuduhan menghasut dan menyebarkan kebencian ). Akibat tindakan itu, Pemerintah Kolonial Belanda  harus menerima gelombang kecaman keras dari para politisi dan advokat ternama, para profesor ilmu hukum di Universitas universitas besar di Holland.


Akhirnya Pemerintah Kolonial Belanda terpaksa menggunakan senjata pamungkasnya yaitu Hak Exorbitante Rechten, hak istimewa yang dimiliki oleh Gubernur Jenderal  untuk membuang / mengasingkan orang yang tidak disukai. 


Ketika Sukarno menderita sakit malaria selama beberapa minggu di tempat pembuagannya di Ende, Flores, timbul gelombang protes di Holland kepada Pemerintah Belanda di Den Haag. Salah satu protes keras itu adalah agar Sukarno dipindahkan ke kota yang lebih sehat atau yang memiliki pelayanan medis kelas satu. Kalau sampai Sukarno tewas di tempat pembuangan, maka Perdana Menteri, Menteri Jajahan dan Gubernur Jenderal akan dijadikan terdakwa dan diproses secara hukum. Saya pernah mendapat kesempatan membaca rangkaian transkrip pembicaraan via hubungan telegrafis antara Den Haag dengan Batavia soal penyakit malaria yang diderita Sukarno.  Dapat dibayangkan betapa serunya perdebatan dengan menggunakan dalil dalil ilmu hukum antara pihak Civil Society di Holland di satu pihak  dengan Pemerintah Pusat di Den Haag dan Pemerintahan Negeri Jajahan di Batavia. Hasil akhir perdebatan itu adalah dipindahkannya tempat pengasingan Sukarno dari Ende ke Bengkulu, yang dinilai lebih sehat.


Dari uraian di atas, tampak jelas bahwa keistimewaan Sukarno terletak pada kecerdasannya dalam memilih metode perlawanan. Senjata yang digunakan Sukarno adalah ilmu pengetahuan yang diberikan oleh para mahaguru di Universitas Universitas Leiden, Uttrech, Amsterdam, Den Haag, Rotterdam, Batavia, Bandung,  sehingga para personil PID ( polisi intelijen ) tidak berani menyentuh sedikitpun tubuh Sukarno, kecuali sebatas menguntit setiap gerak langkah Sukarno dalam jarak beberapa meter.

Comments

Popular Posts