DOMESTIKASI MANUSIA

 

Dalam sejarah peradaban, manusia mulai mendomestikasi tanaman dan hewan sejak 12.000 tahun lalu. Kata domestikasi ( domestik ) berasal dari kata bahasa Latin ( Latium ), domus, yang artinya rumah. Dalam pengertian sehari hari domestikasi diartikan sebagai memelihara, menjinakkan, membudidayakan. Kegiatan mendomestikasi tanaman dan hewan berarti upaya pemuliaan benih, varietas. Sejak pertama kali dilakukan, manusia sudah melakukan domestikasi ribuan spesies tanaman dan hewan. Hampir semua jenis tanaman dan hewan yang dikonsumsi manusia sekarang, merupakan hasil domestikasi. Dalam sudut pandang manusia yang bersifat egosentris / human sentris, hasil domestikasi tumbuhan dan hewan adalah simbol kedigdayaan / superioritas spesies homo sapien ( manusia modern ). Di samping itu, jumlah populasi manusia yang mencapai lebih dari 7 miliar, semakin menegaskan dominasi manusia atas spesies lain.

Sebenarnya jika dikaji lebih dalam, dapat diajukan satu pertanyaan : Sebenarnya Siapa mendomestikasi Siapa ?. Fenomena domestikasi itu dapat dilihat dari sudut pandang yang arahnya berlawanan. Ketika manusia sudah mengubah lahan hutan atau padang savana jadi ladang gandum, atau menternakkan hewan di kandang, hampir tidak ada waktu libur manusia. Dia tiap hari bekerja dari pagi hingga petang di ladang dan di kandang. Ladang dan kandang telah membelenggunya, sehingga dia tidak dapat bepergian jauh dari rumah atau desanya. Sepanjang hidupnya dia terpenjara, menanam, mengairi, memupuk, merawat ladangnya, memasang alat pengusir burung, jebakan untuk tikus, mencegah hama, hingga masa panen. Begitu juga dengan perawatan hewan ternak. Kedua jenis piaraannya itu telah memaksa manusia tinggal di rumah / desa. Jadi  sebenarnya Manusia yang didomestikasi oleh tanaman dan hewan. Minimal mereka ( manusia dan tumbuhan / hewan telah saling mendomestikasi.

Kenyataan ini menimbulkan kesadaran baru bahwa ternyata  manusia bukan makhluk VERY VERY IMPORTAN PERSON di alam. Itu belum merupakan babak akhir dari balada manusia di alam.

Sejak tiga tahun terakhir, datang serangan makhluk super mikro organisme yang diberi label Corona ( COVID 19 ). Serangan Corona telah memporak porandakan tatanan peradaban Api dan Carbon, yang sudah berusia  1 jutaan. tahun. Corona telah memaksa manusia untuk dirumahkan. Artinya Corona telah mendomestikasi manusia. Kesombongan apalagi yang masih tersisa dari ego manusia ? Pandemi COVID 19 telah memberi pelajaran berharga kepada spesies homo sapien, bahwa di alam, tidak ada makhluk istimewa, semua punya hak hidup, semua harus saling menopang, bekerja sama dalam hubungan mutualis simbiosis. Tidak ada yang lebih penting dari yang lain, semuanya penting. Homo Sapien harus mulai menata ulang bentuk relasinya dengan makhluk lain di alam ini. Manusia jangan lagi merasa dirinya sebagai nakhoda tertinggi yang berhak mengeksploitasi makhluk lain dengan semena mena atas nama apapun.

Comments

Popular Posts