UNIVERSITAS MENGAJARKAN ILMU GAIB
Fisika kuantum telah merobohkan tembok pembatas alam gaib dengan alam nyata
HMMC J WIRTJES XVI ( YANCE )
Prolog
Beberapa minggu terakhir, di Republik orang ramai membicarakan soal ilmu gaib. Perbincangan itu dipicu oleh momen balapan motor grand prix di sirkuit Mandalika, Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Terjadi fenomena kontras, di tengah momen yang sarat dengan pameran teknologi otomotif yang canggih, teknologi konstruksi sirkuit modern, perangkat teknologi komunikasi yang mumpuni, ada keterlibatan pawang hujan yang menggunakan ilmu gaib. Pengertian ilmu gaib yang dipakai oleh masyarakat dan diliput oleh semua media adalah pengertian konvensional. Ilmu gaib diartikan sebagai ilmu klenik, dari masa lalu, penuh misteri, dikuasai oleh segelintir orang yang dianggap memiliki kelebihan di bidang olah batin. Ilmu gaib diartikan sebagai ilmu yang bertolak belakang dengan sains modern yang diajarkan di sekolah sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Ilmu gaib dianggap tertutup bagi publik, diajarkan secara rahasia, penyebarannya terbatas hanya di kalangan tertentu dan sebagian besar pelakunya memiliki hubungan genealogis. Sebaliknya sains modern bersifat terbuka, hasil pengembangannya diumumkan kepada publik dan dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja. Ilmu ilmu yang termasuk dalam rumpun ilmu gaib antara lain, ilmu kebal terhadap senjata tajam dan senjata api, ilmu mengaburkan pandangan orang terhadap sesuatu objek, mencegah / mengalihkan hujan, mengirimkan sesuatu kepada orang lain lewat medium udara ( santet ), mencederai dan menyembuhkan orang dari jarak jauh, mencari objek / orang hilang, meramal masa depan dengan akurat dan masih banyak lagi.
Dalam konteks pemahaman mayoritas orang terhadap ilmu gaib dan dunia gaib yang seperi diuraikan di atas, penulis ingin memberi pemahaman yang menyimpang dari mainstream. Pemahaman ini justru didapatkan berdasarkan text book dan jurnal ilmiah yang berisi penjelasan terkini tentang dunia sains modern. Pemahaman itu belum dimengerti oleh sebagian besar masyarakat awam, , bahkan dari kalangan akademis yang terpelajar sekalipun. Masih banyak akademisi bergelar profesor doktor yang memiliki pemahaman sama dengan masyarakat awam. Mereka menarik garis batas secara tegas antara sains modern dengan ilmu gaib. Pemahaman secara diametral dan dikotomi seperti itu masih dominan, menjadi mainstream. Penjelasan yang akan dipaparkan pada tulisan ini kemungkinan besar masih ditolak dan masih butuh waktu lama untuk mengubah keyakinan yang sudah tertanam selama ratusan tahun. Penjelasan alternatif ini didasarkan pada ilmu ilmu yang tergolong baru, tapi perkembangannya yang pesat telah menempatkan ilmu ilmu ini di garda terdepan sains modern. Ilmu ilmu yang dimaksud antara lain, fisika kuantum mekanika kuantum, biologi molekuler, mikrobiologi, astro fisika, mikro elektronika, genetika, rumpun ilmu ilmu teknologi informatika, seperti big data, data sains, artificial intelligence dan neuro sain
Definisi Konseptual
Penulis sengaja menggunakan judul yang bersifat bombastis, kontroversi dan provokatif untuk menimbulkan beragam reaksi dari para pembaca. Tindakan ini menimbulkan risiko berupa perdebatan seru. Perdebatan adalah sesuatu yang positif, sepanjang dilakukan secara elegan dan beradab. Perdebatan seperti itu bersifat produktif, karena akan menghasilkan inovasi, perspektif baru, pemahaman baru. Untuk mencegah dan menghindari perdebatan yang tidak produktif, penulis mengajukan definisi konseptual sebagai landasan pijakan dalam membangun argumentasi. Dengan demikian para pembaca dapat menilai tulisan ini secara fair. Adapun konsep konsep yang digunakan adalah :
1. Dimensi
Kamus Besar Bahasa indonesia mendefinisikan dimensi adalah ukuran yang berupa panjang, lebar, tinggi, luas, volume. Dimensi juga diartikan sebagai perspektif, sudut pandang, tergantung konteks yang dibicarakan. Misalnya pengertian dimensi dalam seni rupa. Ada lukisan berdimensi dua dan ada yang berdimensi tiga. Patung adalah karya seni rupa berdimensi tiga. Di dalam matematika dan fisika, dimensi didefinisikan sebagai ruang yang memiliki ukuran dan titik koordinat. Tulisan ini menggunakan definisi dan pengertian yang digunakan dalam matematika dan fisika.
Untu keperluan pemahaman isi tulisan ini, perumusan definisi konseptual saja tidak cukup memadai. Oleh karena itu perlu dilakukan penjabaran definisi itu dalam bentuk narasi penjelasan, gambar ilustrasi dan analogi, sehingga diperoleh pemahaman yang komprehensif dan mendalam terhadap konsep dimensi.
2. Alam gaib
Dari penelusuran literatur, tidak tersedia definisi alam gaib yang cukup memadai dan konsisten terhadap konsep dimensi yang telah diutarakan. Harus dirumuskan konsep alam gaib yang sesuai dengan kebutuhan tulisan ini. Membuat definisi konsep yang baru, tidak diharamkan oleh norma keilmuan, sepanjang dapat dipertanggung jawabkan menurut kaidah keilmuan yaitu rasionalisme dan empirisme. Artinya definisi itu sesuai menurut akal sehat ( konsistensi penalaran ) dan dapat diuji kesesuaiannya dengan fakta empirik.
Definisi alam gaib yang terdapat di dalam banyak literatur, umumnya seragam menurut substansi, perbedaannya terletak pada bunyi redaksional saja. Pada umumnya alam gaib didefinisikan sebagai alam yang berada di luar jangkauan pemikiran akal manusia. Penulis mengambil jalan berbeda, keluar dari mainstream. Alam gaib didefinisikan sebagai alam yang berada di atas dimensi tempat para pihak yang memperbincangkannya. Misalkan sekelompok orang yang hidup di dimensi tiga ( kita semua hidup di dimensi 3 ), memperbincangkan alam dimensi 4 atau 5 atau 7. Semua alam yang berada di dimensi lebih tinggi dari 3, digolongkan kepada alam gaib. Rumusan definisi ini akan dipertanggung jawabkan berdasarkan azaz keilmuan, di dalam argumentasi berikut. Konsekuensi logis dari rumusan definisi konseptual di atas, batasan wilayah alam gaib bagi tiap orang jadi tidak sama, tergantung pada level pemahamannya terhadap sains modern. Bagi sebagian besar penduduk bumi, alam 4 dimensi adalah alam gaib, tetapi bagi anggota komunitas fisikawan partikel dan fisikawan kuantum yang mampu memahami dan membuat model alam 11 dimensi, maka alam 5, 6, 7, bahkan 10 dimensi, bukanlah alam gaib.
Dimensi dan Alam Gaib Dalam Diskusi
Coba dibayangkan sebuah garis lurus mendatar sepanjang 30 Cm, seperti tampilan gambar di bawah ini.
Kemudian garis pertama ditambahkan dengan tiga garis lurus yang sama panjang dan ujung tiap garis dipertemukan, sehingga membentuk sebuah bidang. Sebenarnya secara teori, bidang adalah himpunan garis yang tidak terhingga yang disusun rapat, nyaris tanpa celah. Seandainya sebuah garis dikeluarkan dari bidang, maka garis itu terisolasi, lepas dari konteks bidang. Kondisi yang sama berlaku seperti halnya dengan titik. Jika kita dapat mengembangkan dialog dengan garis bahwa di luar bidang, terdapat alam semesta maha luas, maka garis tidak mempercayainya karena dia tidak dapat melihat yang berada di luar bidang dan terikat pada bidang. Bidang dapat melihat melihat garis, tetapi garis tidak dapat melihat bidang. Garis dapat melihat titik, tetapi titik tidak dapat melihat garis. Dengan menggunakan analogi pertama, seutas benang yang ditenun rapat, akan membentuk bidang atau sehelai kain yang memiliki luas yang dihitung dari ukuran panjang dikali lebar. Bidang dan kain diberi label alam 2 dimensi. Garis adalah alam gaib bagi titik, tetapi bukan alam gaib bagi bidang, karena posisi level dimensi bidang lebih tinggi dari garis. Bidang adalah alam gaib bagi garis. Gambar ilustrasi di bawah akan memperjelas uraian di atas.
Jika bidang pertama ditambahkan dengan 3 bidang lain dengan ukuran yang sama dan tiap bidang saling dipertemukan, akan membentuk ruang. Secara teori, ruang adalah himpunan bidang yang tidak terhingga. Seandainya sebuah bidang dikeluarkan dari ruang, dan diletakkan terpisah dari ruang, maka bidang juga akan kehilangan kesadaran dan orientasi. Seandainya kita dapat berdialog pada bidang, bahwa di luar ruang, alam masih luas, dia tidak mempercayainya. Baginya alam hanya seluas ruang di mana dia terikat pada konteks ruang yang luasnya terbatas. Sehubungan dengan analogi pertama dan kedua, jika sehelai kain digulung akan membentuk selongsong / tabung yang memiliki volume yang dihitung berdasarkan ukuran panjang, dikali lebar dan dikali tinggi. Ruang diberi label alam 3 dimensi. Ruang adalah alam gaib bagi garis dan bidang dan bukan alam gaib bagi penghuni alam dimensi 3 dan dimensi 4. Dimensi yang lebih tinggi mengontrol dan menguasai dimensi yang lebih rendah. Gambar ilustrasi di bawah ini dapat memperjelas narasi di atas.
Relativisme Alam Gaib
Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa alam gaib bukanlah sesuatu yang bersifat absolut, tetapi relatif, tergantung pada level pemahaman tentang sesuatu. Untuk hal hal yang tidak bisa dijelaskan secara gamblang, orang dengan mudah memberi label gaib. Ketika sudah tersedia penjelasan yang logis, konsisten dan sesuai dengan fakta empirik, maka hilang pula status gaibnya . Pesawat terbang bagi suku Dani di pedalaman Papua adalah barang gaib, tetapi tidak gaib bagi orang yang paham akan hukum Bernauli di bidang aerodinamika. Peralatan oven microwave, adalah barang gaib bagi suku terasing di Sumatera, dan bukan gaib bagi orang yang paham hukum Maxwell tentang gelombang elektromagnetik. Sekarang sudah ada pisau bedah nanoteknologi yang masih berupa barang gaib bagi sebagian besar warga dunia. Pisau tersebut tidak kelihatan dan mustahil dapat dipegang oleh dokter. Seorang pasien yang menderita penyumbatan pada pembuluh darah dioperasi dengan pisau nanoteknologi. Pisau itu dijalankan dengan software canggih melalu perangkat komputer super canggih. Para dokter hanya menggerakan jari tangan di keyboard dan menggerakkan mouse komputer. Operasi dapat dijalankan dari jarak jauh, tanpa membuat luka sayatan dan tidak mengeluarkan darah pada tubuh pasien. Kondisi tersebut mirip dengan orang yang dapat mengirim paku, jarum dari jarak jauh dan masuk ke dalam usus seseorang , tanpa menimbulkan luka pada kulit. Bagi orang awam hal itu adalah peristiwa gaib, tetapi tidak gaib bagi pakar fisika kuantum, fisika partikel.
Teori dan Alam Gaib
Teori pada dasarnya adalah gaib, karena dengan tingkat abstraksi yang tinggi dapat menerangkan realitas. Sesuatu yang abstrak dapat menjelaskan realitas dan bukan sebaliknya. Coba dibayangkan, sedang terjadi pertempuran di medan terbuka antara dua pihak. Para jenderal dari ke dua pihak sulit menilai situasi medan tempur, karena berada di tengah kerumunan pasukan. Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang situasi pertempuran, maka sang jenderal harus naik ke atas bukit. Dari ketinggian, dia mendapatkan pemahaman lebih baik atas situasi medan tempur dan dapat memberikan arahan kepada para perwiranya. Semakin tinggi tingkat abstraksi suatu teori, makin luas jangkauan penerapan teori tersebut. Biasanya teori yang berstatus grand theory lebih berdaya guna dalam memberi penjelasan dibanding teori yang berstatus middle range theory.
Sejak akhir abad XX, dan awal abad XXI, para fisikawan teori, berusaha mencari apa yang disebut Adi Teori atau Theory of Everything ( TOE ). Salah satu kandidat yang digadang gadang menjadi Adi Teori adalah M Theory. M adalah singkatan dari kata Magic, Mistery, Mother ( induk ). Kandidat terkuat untuk menjadi M theory adalah teori Superstring ( super dawai). Teori ini memodelkan dan memerikan alam 11 dimensi ( 10 dimensi ruang dan satu dimensi waktu ). Dengan M theory, semua fenonena alam dapat dijelaskan. Matematika bahkan melangkah lebih jauh dan lebih cepat. Kecepatan itu dimiliki oleh matematika karena tidak terkena persyaratan harus menjalani proses pengujian. Matematika sudah berhasil memodelkan dan memerikan alam 26 dimensi. Keleluasaan yang dimiliki matematika justru menguntungkan ilmu fisika kuantum. Ketika fisika kuantum membutuhkan model model alam dimensi tinggi, matematika sudah siap menyodorkan model yang dibutuhkan. Matematika dimensi tinggi sudah seperti ilmu gaib, simbol simbol dan sistem operasinya hanya dimengerti oleh segelintir orang. Kondisi ini bukan karena matematika tidak membuka diri, tetapi kecepatan perkembangannya yang luar biasa cepat, hanya dapat diikuti oleh orang yang sehari hari bergelut dengan matematika. Satu tahun tidak mengikuti perkembangan jurnal matematika, sudah cukup membuat seorang pakar matematika tertinggal jauh dari para rekannya yang rajin menekuni terbitan jurnal terbaru.
Bagi orang yang terbiasa berpikir dalam kerangka acuan alam 3 dimensi, sangat sulit menerima pernyataan pernyataan yang dikumandangkan oleh fisika kuantum berdimensi tinggi. Sebagai contoh, konsep waktu yang dipahami sebagian besar orang sangat berbeda dengan yang dipahami oleh semua anggota komunitas fisikawan teori di Laboratorium Fermi atau Laboratorium CERN ( Centre Europe Research Nuclear ). Orang awam masih menganggap konsep waktu, seperti hari ini, besok, kemarin, bulan depan, bulan lalu, tahun depan dan tahun lalu sebagai sesuatu yang nyata. Sebenarnya konsep waktu yang disebutkan itu hanya persepsi manusia, bukan realitas sesungguhnya. Lebih muskil lagi bagi orang awam jika dikatakan bahwa sebenarnya ketika seseorang dilahirkan sebenarnya pada saat yang sama orang itu sudah dewasa, sudah berkeluarga, punya anak, punya cucu, bahkan sudah wafat. Pernyataan yang tidak masuk akal menurut kerangka acuan dimensi 3, sangat masuk akal menurut kerangka acuan dimensi tinggi yang hanya dapat dipahami dengan fisika dan mekanika kuantum.
Epilog
Setelah melakukan penjelajahan di alam pemikiran, maka apakah masih ada bantahan atas judul tulisan ini?. Ilmu ilmu mutakhir tingkat tinggi yang bersifat gaib justru dikembangkan dan diajarkan di universitas universitas besar, ternama, bergengsi di seluruh dunia. Perkembangan terkini ilmu ilmu alam telah mengubah pemahaman dan pengertian tentang ilmu dan alam gaib. Dunia gaib ternyata sangat dekat bahkan sudah menyatu dengan kegiatan riset riset termutakhir di berbagai universitas. Sudah waktunya mengubah pola pikir dikotomi terkait dengan ilmu dan alam gaib. Ilmu gaib bukan lagi sesuatu yang bersifat rahasia dan hanya beredar di dunia bawah tanah yang serba tertutup.
Comments
Post a Comment