AKSARA DAN ANGKA DI DALAM LINTASAN PERADABAN
Peradaban manusia sudah berlangsung hampir 2 juta tahun. Dimulai
dari jurang Olduvai Gorge, di
Tanzania, Afrika Timur. Di sana ditemukan kumpulan artefak kapak batu yang
dibuat dengan sangat sederhana, kemudian dikenal dengan nama industri
Olduvan. Manusia yang membuat artefak itu diidentifikasi dengan nama Homo Habilis. Mulai dari penciptaan
alat batu yang masih kasar ( alat alat
Paleolitik ), laju perkembangan peradaban berjalan lambat. Perkembangannya
baru berjalan pesat sejak ditemukannya teknik bercocok tanam dan hidup menetap (
revolusi pertanian ) pada 10.000 tahun yang lalu. Untuk mengelola sistem
pertanian berskala luas dibutuhkan suatu cara penyampaian / penyimpanan
informasi yang efisien. Untuk memenuhi kebutuhan itu, sejak 5000 tahun lalu
manusia menciptakan sistem tulisan.
Tulisan pertama muncul di Mesopotamia ( Irak ), pada
kebudayaan Sumeria. Tulisan itu memiliki huruf huruf berbentuk seperti paku,
sehingga disebut tulisan paku. Dalam waktu yang berdekatan, bangsa Mesir Kuno
menciptakan sistem tulisan dengan membuat simbol simbol / gambar, yang kemudian
di sebut tulisan hieroglif. Bangsa
Cina juga mengembangkan sistem tulisan yang masih digunakan hingga
sekarang. Semua tulisan tulisan itu tergolong pada tulisan piktograf, artinya setiap gambar melambangkan satu bunyi. Akibatnya
dibutuhkan banyak sekali gambar untuk membentuk pesan pesan tertentu. Dari
bentuk tulisan piktograf, kemudian berkembang bentuk huruf yang lebih sederhana
yang dikenal sebagai aksara ( abjad ).
Sebagian besar penduduk bumi sekarang menggunakan abjad Latin yang berkembang
dari sistem abjad yang diciptakan oleh bangsa Phunisia. Selain abjad Latin, abjad Arab, Cina dan Jepang juga
banyak digunakan.
Sejak manusia menggunakan tulisan peradaban berkembang pesat.
Laju percepatan penyebaran informasi bertambah pesat ketika mesin cetak
ditemukan. Beberapa abad kemudian kecepatan penyebaran informasi mencapai
puncaknya melalui penggunaan media elektronik berbasis teknologi digital.
Apapun teknologi yang digunakan, bentuk huruf yang digunakan masih tetap sama.
Melalui huruf huruf itu manusia menyampaikan gagasan, mengekspresikan perasaan
/ emosi kepada publik. Hasil pengungkapan ekspresi itu dinikmati oleh orang
lain, karena di dalamnya terkandung nilai nilai estetika yang dapat
menimbulkan perasaan haru bagi orang yang melihat atau mendengarnya. Aksara
atau abjad memang benar benar telah memperkaya peradaban manusia. Dengan aksara
hidup lebih bermakna. Dari aksara lahir berbagai karya seni dalam bentuk novel,
puisi, kaligrafi, musik, film dan sebagainya.
Selain aksara, manusia juga menciptakan sistem bilangan yang
disebut angka. Angka diciptakan
untuk menghitung apa saja. Pada peradaban kuno angka dibutuhkan untuk
menghitung hasil panen, logistik militer, pekerjaan umum, penghitungan
astronomi, penarikan pajak dan perhitungan teknis konstruksi bangunan sakral (
bangunan suci ) dan profan ( istana dan gedung - gedung lain ). Selain untuk
kegunaan praktis, angka juga digunakan untuk pengembangan ilmu hitung ( aritmatika
), geometri, trigonometri, aljabar dan matematika. Dalam perkembangan
selanjutnya, sistem simbol angka diperluas dengan menciptakan simbol simbol
baru yang tidak hanya berbentuk angka. Simbol - simbol itu diciptakan
untuk mengatasi keterbatasan simbol angka konvensional. Simbol angka yang ada
tidak cukup untuk mengakomodasi perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Simbol -
simbol baru itu berupa kombinasi angka, huruf, gambar/ simbol tertentu. Bentuk
angka yang sekarang lazim digunakan adalah angka - angka yang diciptakan oleh
bangsa - bangsa Arab, Yunani, Romawi dan India. Sebenarnya, selain
kegunaan untuk berhitung, angka juga dapat digunakan sebagai sarana
komunikasi, terutama di kalangan ilmuwan.
Ada hal lain yang jarang diketahui oleh terutama orang awam,
bahwa angka juga mengandung nilai nilai estetika. Nilai nilai estetika
itu terutama tampak di dalam strukturnya, yang dapat dinikmati, bahkan oldh
kalangan awam sekalipun. Jika nilai estetika di dalam aksara sudah banyak
dibahas, sebaliknya pada angka, hampir tidak pernah ditampilkan. Aksara sudah
banyak melahirkan seniman besar, sastrawan agung. Demikian juga dengan angka,
sudah banyak menelurkan matematikawan besar. Pada kesempatan ini, penulis akan
mengajak para pembaca menikmati keindahan struktur yang terdapat di dalam
kumpulan angka angka. Dengan demikian diharapkan akan timbul minat untuk
memperdalam pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan angka. Aksara dan
angka sudah memperkaya peradaban manusia dan ikut membentuk sifat - sifat kemanusian
kita. Akhirnya, penulis mengucapkan "
selamat menikmati keindahan
struktur angka ".
Comments
Post a Comment