TEORI CHAOS : RELASI, PENGARUH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP ILMU ILMU SOSIAL, BUDAYA, HUMANIORA
Pengantar
Semua ilmu berusaha mempelajari bentuk, sifat, mekanisme kerja
alam semesta , memerikannya setepat mungkin dalam bentuk uraian verbal dan memvisualkannya
dalam bentuk model. Setiap ilmu menyodorkan model alam semesta berbeda beda.
Bahkan dalam satu ilmu dapat memberikan lebih dari satu penggambaran
model alam semesta, karena perkembangan ilmu bersangkutan dari satu
periode ke periode lain. Tidak dapat disangkal bahwa perbedaan satu mazhab atau
paradigma di dalam suatu ilmu, pasti memberikan penjelasan berbeda terhadap
dunia. Masing masing beranggapan bahwa cara pandang dan model dunia yang
dihasilkannya adalah yang paling tepat. Sesuai dengan prinsip parsimoni, model yang paling sederhana dan gamblang
adalah yang paling akurat dari aspek presisi dalam penggambaran model alam
semesta. Model yang paling sederhana sekaligus paling akurat dan yang paling
abstrak adalah model matematis, karena perbendaharaan vocabulary bahasa sehari
hari sangat terbatas kemampuannya dalam mengakomodasi penjelasan konsep konsep
abstrak.
Sebagai contoh, untuk menjelaskan arti dan
pemahaman kata chaos, yang paling
akurat, perbendaharaan kata dalam bahasa keseharian tidak mampu
menjalankan tugasnya. Untuk gampangnya, kata chaos diartikan sebagai kacau. Sebenarnya pengertian kacau
tidak tepat, tetapi tidak ditemukan kata lain yang lebih tepat. Kehadiran
teori chaos mirip dengan fisika kuantum, telah menghancurkan seluruh
bangunan postulat ilmu ilmu berbasiskan positivistik, mekanistik. Bahkan teori
chaos lebih lugas lagi, tidak sekadar menghancurkan seluruh fundamen ilmu ilmu
mekanistik, tetapi juga menggusur, menyapu bersih puing puingnya dari
khasanah llmu pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan modern itulah yang menjadi
landasan peradaban digital saat ini. Kehadiran ke dua ilmu tersebut membuat
kita berpikir ulang kembali tentang berbagai postulat keilmuan yang telah
bercokol lama di dunia saintifik.
Dalam bentuk aslinya, teori chaos sarat dengan persamaan / formula matematika. Untuk menjangkau pembaca yang lebih
banyak, semua persamaan matematika itu wajib ditransformasikan ke bentuk
verbal. Tahapan inlah pekerjaan tersukar, karena sangat sulit mentransformasikan
konsep konsep abstrak matematika ke dalam uraian yang mudah dipahami, tanpa
mengurangi makna yang dikandungnya. Pada bagian yang tersulit, terpaksa
menggunakan analogi, pengandaian dan perumpamaan. Seorang editor buku terkenal
pernah berpesan bahwa sebuah saja rumus matematika dimasukkan di dalam sebuah
buku yang diperuntukan kepada pembaca umum, akan mengurangi 50% angka
penjualannya.Tulisan ini berusaha menjelaskan teori chaos, hubungannya dengan
ilmu ilmu lain, dunia realita dan berbagai implikasi teoritis dan
praktisnya terhadap berbagai aspek kehidupan masa kini dan masa depan.
Pengertian Kata "
Chaos "
Kata " chaos
", pertama kali ditemukan dalam referensi perbendaharaan kata, pada
buku berjudul Theogeny, karya Hesoid, filsuf Yunani jaman
klasik yang hidup pada abad VII Sebelum Masehi. Kata chaos dalam bahasa
Yunani berarti membuka kehampaan.
Sebagai seorang sosok dewa, Chaos merupakan suatu kehampaan yang menjadi tempat
kemunculan objek objek pertama. Objek awal tersebut dikenal sebagai anak anak Chaos,
yaitu Gaia, Tartarus, Eros, Nyx dan
Erebus. Chaos di dalam mitologi Yunani dianggap sebagai kekuatan kosmik yang
menciptakan bentuk dan benda dari kekosongan, ketiadaan dan kehampaan. Kata
chaos sekarang diartikan sebagai kondisi kacau yang menakutkan dan menyeramkan.
Berarti ada pergeseran arti dan makna kata chaos.
Chaos Sebagai Fenomena
Alam
Sepanjang sejarah peradaban, manusia berusaha memerikan fenomena
alam. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memerikannya, diantaranya dengan
narasi verbal dan model matematis. Dari cara penggambaran yang dibuat, di
bangun postulat postulat keilmuan ilmu ilmu alam dan geometri. Manusia
menganggap bahwa semua fenomena alam mengikuti prinsip dan kaidah lineritas. Geometri Euclidian, yang berbasiskan prinsip lineritas
adalah geometri yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari hari,
justru fenomenanya paling jarang dijumpai di alam semesta. Sebagian besar
fenomena alam ternyata bersifat non
liner.
Berbagai fenomena alam mulai dari kilatan /
penjalaran petir dan halilintar, jaringan saraf, jaringan pembuluh darah, pola
aliran dan percabangan aliran sungai, pola percabangan pohon, perakaran, aliran
air di dalam pipa, keluarnya air dari mulut keran air, media berpori, spon,
pori pori tanah, turbulensi udara dan lain sebagainya memperlihatkan bentuk non
liner. Fenomena non liner ini kemudian diartikan sebagai kekacauan, tidak
beraturan. Pengertian ini tidak tepat, karena di dalam sistem paling kacau
sekalipun, masih ada keteraturan yang
tersembunyi, dan di dalam sistem yang paling teratur sekalipun, masih
terdapat kekacauan yang tersembunyi.
Coba diamati aliran air yang deras menyembur
dari mulut keran, tampak semburan airnya tidak beraturan. Jika diamati dengan
teliti dan direkam dengan video secara slow motion selama beberapa menit,
ternyata semburan air itu menunjukkan fenomena yang tidak sembarang
( acak ), tetapi memiliki pola tertentu. Begitu juga dengan fenomena gelembung
air yang mendidih ketika dipanaskan di dalam sebuah wadah. Sebaliknya, suatu
fenomena sekelompok orang dengan ukuran dan postur tubuh relatif setara,
berbaris dalam formasi barisan yang teratur. Fenomena yang tampak kasat mata
adalah sebuah keteraturan, kerapian, tetapi jika diamati secara teliti dan
direkam dengan video dalam gerakan slow motion, akan tampak nyata ada kekacauan
dan ketidak teraturan. Panjang langkah seseorang antara langkah pertama dengan
langkah langkah berikutnya tidak sama, konon pula antara satu orang dengan
orang lain. Begitu juga dengan ukuran sudut yang terbentuk oleh ayunan
lengan kiri dan kanan milik seseorang dan antara satu orang dengan
orang lain.
Orang pertama yang mengobservasi fenomena non
liner di alam dan mempublikasikannya adalah seorang matematikawan asal Perancis
yang bernama Henri Poincare' pada
akhir abad XIX. Sebelumnya mungkin saja ada orang yang sudah menyadarinya
tetapi tidak berani mempublikasikannya. Ketika itu Henri Poincare' bermaksud
mencari solusi dari suatu sistem tanpa menghitungnya secara eksplisit, dan
melahirkan teori modern tentang persamaan
diferensiasi. Dari tulisan itu, diketahui bahwa Henri Poincare telah
memahami fenomena non liner ( chaos ). Pada awal abad XX, B van der Pol, Duffing dan Edward Lorenz, menuliskan hal yang sama.
Edward Lorenz melahirkan konsep
Butterfly Effect yang tersohor.
Seorang matematikawan bernama Stephen Smale, berdasarkan bacaannya
terhadap karya Lorenz, terinspirasi mengembangkan konsepnya sendiri. Akhirnya
Stephen Smale melahirkan konsep horse
- shoe map yang tenar. Sampai sekarang, konsep ini merupakan bentuk yang paling sederhana dari suatu
sistem yang memuat skenario menuju kondisi chaos. Sesempurna apapun sebuah
tatanan, dapat dipastikan chaos selalu ada, membayangi seperti siluman abadi.
Begitu sistem mencapai puncak titik kritisnya, maka ia lepas kendali, mengobrak
abrik kemapanan.
Dalam kondisi keseimbangan sempurna sekalipun,
sebenarnya chaos dan order ( tatanan ), hadir secara simultan, bersama sama
seperti kue lapis, yang di antaranya terdapat olesan selai sebagai perekat.
Selai itu adalah zona kuantum -
rimba infinit - , dimana segalanya bersifat relatif, tidak ada yang pasti, hanya
berupa sekumpulan potensi dan
probabilitas. Di dalam kehidupan sehari hari, kehadirannya dapat dirasakan
dalam bentuk ketidaksinambungan, keterputus - putusan, ketidakajekkan.
Paradigma positivistik yang bersifat
absolut, reduksionis, yang selama berabad abad mendominasi dunia sains, sama
sekali mengabaikan fenomena non liner dan chaos. Hal ini disebabkan karena
semua postulat filsafat Cartesian, Baconian, Kantian Newtonian, bertabrakan
dengan semua postulat fisika dan mekanika kuantum, yang jadi landasan teori
chaos. Bagi manusia yang melihat dunia hanya hitam - putih, absolut, harus bersiap siap terguncang setiap kali
masuk ke area abu abu, serba tidak
pasti , di dimensi kuantum. Relativitas dan prinsip ketidakpastian Heissenberg, telah memporak porandakan
fundamen keyakinan orang yang mengagung - agungkan obyektivitas teori keilmuan. Sains ternyata tidak selalu objektif,
bahkan seringkali harus subjektif.
Chaos Sebagai Teori
Keilmuan
Teori chaos lahir dari rasa ingin tahu manusia terhadap
peristiwa yang akan datang. Bagaimana suatu sistem berubah dari waktu ke waktu.
Di dalam teori chaos, manusia menemukan bahwa apa yang tampak rumit, sebenarnya
ada kesederhanaan di dalamnya dan apa yang tampak sederhana, sebenarnya di
dalamnya mengandung kerumitan. Teori chaos berusaha menjelaskan gerakan
atau dinamika yang kompleks dan tidak terduga dari sebuah sistem yang
tergantung dari kondisi awalnya. Walaupun terkesan acak, sistem chaostik dapat
ditentukan secara matematis, karena sistem chaostik juga mengikuti hukum hukum
yang berlaku di alam. Hampir semua fenomena alam bersifat chaostik, seperti
pergerakan fluktuasi harga saham di pasar bursa, harga harga komoditi di pasar future trading, fluktuasi nilai valuta
/ kurs nilai tukar mata uang. Oleh karena sifatnya yang tidak beraturan,
dilihat sebagai fenomena yang acak, chaos, tidak liner, maka tidak
dapat diprediksi berdasarkan kondisi awal. Suatu gangguan kecil dan sensitif
pada sistem, dapat menimbulkan perubahan besar. Fenomena ini populer dengan
sebutan efek kupu kupu dari Lorenz.
Dalam terminologi ini, satu kepakan sayap kupu
kupu, dapat menimbulkan badai tornado di tempat yang berjarak ribuan mil
dari posisi kupu kupu. Henri Poincare' membuktikan secara matematis bahwa alam
bekerja secara tidak teratur, tidak dapat diprediksi secara tepat. Suatu
gangguan atau perbedaan atau penyimpangan kecil di kondisi awal, dapat
menimbulkan dampak besar kemudian hari. Temuan Poincare' ini baru disadari
orang ketika perkembangan ilmu komputer sudah memungkinkan para ahli
nemvisualkan model yang menggambarkan sistem chaostik.
Teori chaos pertama kali dicetuskan oleh
seorang ahli meteorologi bernama Edward Lorenz pada tahun 1961. Lorenz berusaha
mencari bentuk keseragaman dari data yang kelihatannya acak. Secara tidak
sengaja Lorenz menemukan teori chaos, ketika sedang mencari penyebab mengapa
cuaca tidak dapat diprediksi secara akurat. Dia menggunakan komputer dan
menggunakan 12 model rumusan. Program yang diciptakannya tidak dapat
memprediksi cuaca, tetapi dapat menggambarkan seperti apa cuaca tersebut jika
diketahui titik awalnya. Suatu ketika Lorenz ingin melihat hasil urutan model
cuaca. Dia mulai dari tengah, bukan bagian awal. Untuk mempermudah, Lorenz
memasukkan nilai dengan 3 angka desimal, sebagaimana lazimnya ( 0, 506 ), sementara angka dari urutan
tersebut adalah ( 0, 506127 ).
Oleh karena pembulatan itu sudah mengikuti kaidah yang benar, maka pola yang
terbentuk dari ke dua angka itu seharusnya mirip, tetapi ternyata pola yang
muncul semakin lama semakin berbeda dari sebelumnya. Berdasarksn penemuan ini,
Lorenz melakukan percobaan kembali, kali ini dengan model yang dibuat lebih
sederhana, hanya dengsn 3 rumusan. Hasilnya data data yang ditampilkan
kembali terlihat acak. Ketika data itu dimasukkan ke dalam bentuk grafik, maka
terciptalah fenomena yang disebut efek kupu kupu. Suatu perubahan kecil pada
titik awal ( hanya berbeda 0,000127 ),
akan mengubah pola secara keseluruhan.
Fenomena inilah yang kemudian melahirkan teori
chaos. Kesalahan yang sangat kecil di tahap awal akan mendorong kesalahan yang
lebih besar dan begitu seterusnya berakumulasi menjadi tumpukan kesalahan besar
di kemudian hari. Salah satu turunan teori chaos yang sangat
terkenal adalah Teori Efek Kekalahan Para Penjudi. Sekarang implementasi teori chaos telah merambah ke nyaris
semua bidang keilmuan mulai dari yang sangat hard science ( fisika dan mekanika kuantum ), sampai yang sangat soft science, ( seni musik ). Tidak ada
bidang yang luput dari penerapan teori chaos, tetapi anehnya di Republik
sebagian besar pakar keilmuan umumnya tidak memahami teori ini dengan baik. Penguasaan teori
chaos di kalangan akademik hampir tidak berbeda dengan kalangan awam.
Sumber : Google
Gambar efek kupu kupu.
Sumber : Google
Konsep Konsep Teori
Chaos
Sebagaimana lazimnya sebuah teori, teori chaos juga memiliki
konsep konsep yang disusun secara sistematis dalam sebuah bangunan konstruksi
pemikiran yang logis untuk menjelaskan suatu atau beberapa fenomena. Adapun
konsep konsep yang dikembangkan di dalam teori chaos adalah :
1. Fraktal atau Geometri
Fraktal
Kata fraktal ditransliterasi dari bahasa Inggris fractal, berasal dari kata bahasa Latin
fractus, yang berarti patah.
Istilah fraktal pertama kali digunakan oleh matematikawan asal Polandia
bernama Benoit B Mandelbrot, tahun
1975. Mandelbrot bekerja sebagai ahli dari IBM, di Pusat Riset Thomas B Watson
di New York. Sebelum Mandelbrot memperkenalkan istilah fraktal, nama yang
diberikan untuk struktur seperti itu adalah kurva monster. Menurut Mandelbrot, setiap objek alam berperilaku
sebagai fraktal , merupakan hasil kerja gaya yang sama dengan gaya yang bekerja
pada berbagai tingkatan skala pada suatu objek. Akibatnya terjadi iterasi atau pengulangan bentuk dasar ( fractal seed ), yang hasilnya menyatu
dalam objeÄ· yang bersangkutan. Proses ini disebut sebagai proses self similiarity, yang bersifat scale invariant, artinya, diamati
dengan skala berapapun, bentuk geometrinya maupun dimensinya, tetap sama dengan
benih fraktalnya. Konsep geometri fraktal telah diterapkan pada berbagai bidang
ilmu alam, ilmu sosial, ilmu budaya dan humaniora.
Fraktal dibedakan menjadi dua jenis sifat
yaitu fraktal deterministik dan fraktal random. Fraktal deterministik
dihasilkan oleh aturan aturan deterministik yang terus diulang ulang dan
memiliki kecenderungan bentuk yang simetris. Oleh karena benda benda alam
jarang yang berbentuk simetris, fraktal deterministik jadi kurang realistis.
Fraktal random dihasilkan oleh kombinasi aturan aturan yang dipilih secara
random pada skala yang berbeda. Dari dalam pesawat terbang di ketinggian ribuan
meter, garis pantai terlihat seperti garis tidak beraturan yang mulus. Dari
ketinggian yang makin rendah, garis pantai terlihat bergerigi, semakin jelas
terlihat detail garis pantai. Fluktuasi harga saham mirip dengan fenomena garis
pantai. Makin dekat dilihat ( makin kecil unit satuan waktunya ), makin banyak
detail yang terlihat.
Sumber : Google
Gambar Fraktral
Sumber : Google
Fraktal juga dapat dikelompokkan menjadi 3
kategori luas. Pengelompokan berikut, didasarkan pada cara pendefinisian atau pembuatannya, yaitu :
Gambar
Sierpinsky
Sumber Google
Gambar Dragon Curve
Sumber : Google
Gambar Peano-Gosper Curve
Sumber. : Google
Gambar bunga salju Koch
Sumber : Google
3. Random fractals, dibentuk oleh proses stokastik, bukan dari proses deterministik, misalnya gerak Brown, penerbangan Levy, fraktal lanskapfraktal.
Fraktal juga dapat dikelompokkan berdasarkan keserupa diriannya. Fraktal jenis ini
dikenal dengan sebutan Rekursi.
Ada 3 tingkat keserupa dirian pada fraktal rekursi :
A. Serupa diri secara persis.
Ini adalah keserupa dirian yang paling kuat. Fraktalnya terlihat sama persis
pada berbagai skala ukuran. Fraktal yang didefinisikan oleh sistem fungsi
teriterasi, biasanya bersifat serupa diri secara persis. Fraktal rekursi ini
dikenal juga sebagai Efek Dorste.
Gambar Efek Dorste
Sumber : Google
B. Serupa diri secara
lemah. Ini adalah keserupa dirian yang tidak terlalu ketat. Fraktalnya
terlihat mirip, tetapi tidak persis sama. Fraktal jenis ini memuat salinan
dirinya sendiri dalam bentuk yang terdistorsi ataupun rusak.
C. Serupa diri secara
statistik
Ini adalah keserupa dirian yang paling lemah. Fraktalnya
memiliki ukuran numerik atau statistik yang terjaga pada skala berbeda.
Kebanyakan definisi fraktal yang wajar secara trivial, mengharuskan suatu bentuk keserupa dirian statistik.
Dimensi fraktal sendiri adalah ukuran numerik yang nilainya terjaga pada
berbagai skala. Fraktal acak adalah contoh fraktal yang serupa diri secara
statistik. Dari paparan konsep fraktal di atas, dapat dirumuskan konsep
fraktal dalam bahasa yang lebih sederhana. Fraktal adalah suatu struktur yang memiliki substruktur yang masing masing substruktur
memiliki struktur lagi dan seterusnya. Setiap struktur adalah replika kecil
dari struktur besar yang memuatnya.
2. Rekursi
Rekursi adalah Proses
pengulangan sesuatu dengan cara kesamaan diri. Saat dua buah cermin berada
paralel antara satu dengan yang lain, gambar yang tertangkap adalah suatu
bentuk rekursi tak terbatas.
Gambra Rekursi
Sumber : Google
Istilah ini memiliki makna beragam, bergantung kepada ragam
disiplin ilmu mulai dari linguistik sampai logika. Penggunaan paling umum dari
rekrusi yaitu dalam matematika dan komputer, yang mengacu kepada suatu metode
mendefinisikan fungsi yang mana fungsi tersebut menggunakan definisinya
sendiri. Contoh Rekursi pada bidang logika :
▪Orang tua seseorang adalah leluhur seseorang (kasus dasar ).
▪ Orang tua dari suatu leluhur, juga merupakan leluhurnya (
langkah rekursi).
Contoh rekursi dalam bidang bahasa :
Ahli linguistik ternama dari Massachusetts Institute
of Technology di Boston bernama Noam
Chomsky,di dalam bukunya yang berjudul Aspects of the Theory of Syntax mengajukan teori bahwa eksistensi
tak terhingga dari setiap bahasa alami adalah memungkinkan menggunakan
perangkat rekursif. Ide Chomsky bahwa rekursi adalah suatu properti
esensi dari bahasa manusia, dibantah tegas oleh ahli linguistik bernama Daniel Everett, di dalam bukunya yang
bertajuk Cultural Constraint on Grammar
and Cognition in Piraha : Another Look at the Design Features of Human
Language.
Daniel
Everett mengajukan hipotesis bahwa faktor kultur membuat rekursi tidak
dibutuhkan dalam perkembangan Bahasa Piraha. Konsep ini yang menentang ide
Chomsky bahwa rekursi satu satunya sifat yang membedakan komunikasi manusia dan
hewan, sekarang sedang diperdebatkan. Para pakar linguistik lain seperti Andrew Nevins, David Pesetsky dan Cilene
Rodrigues, ikut meramaikan perdebatan itu. Rekursi dalam linguistik
membolehkan ' diskrit tak terbatas ' dengan menanamkan frasa dalam tipe frasa
yang sama dalam suatu struktur hirarki. Tanpa rekrusi, bahasa tidak memiliki
'diskrit tak terbatas' dan tidak dapat menanamkan kalimat menjadi tak terbatas.
Everett membantah bahwa bahasa harus memiliki diskrit tak terbatas dan
menegaskan bahwa bahasa Piraha yang dialaminya tidak memiliki rekursi, pada
kenyataannya terbatas.
Contoh rekrusi dalam
bidang matematika meliputi konsep dan teori himpunan, konsep bilangan deret Fibonacci, Teorema Ketaklengkapan
Kurt Godel dan fungsi Ackerman.
Contoh penerapan rekursi dalam ilmu komputer,
meliputi pemrograman divide and
conquer ( pecahkan dan taklukkan ), pemrograman dinamis, fungsi
faktorial dan parsing untuk bahasa
pemrograman. Berdasarkan pemaparan konsep rekursi di atas, dapat dirumuskan
definisi rekursi dalam bahasa yang sederhana, rekursi adalah Suatu kemampuan subrutin untuk memanggil
dirinya.
3. Bifurkasi dan Titik Bifurkasi
Secara etimologis, Bifurkasi berarti
percabangan. Seorang ilmuwan kontemporer yang terkenal, bernama Ilya Prigogine, telah merintis
penelusuran tentang dunia chsos dalam sistem, telah menempatkan konsep
bifurkasi sebagai konsep esensial. Bifurkasi dapat membawa sistem menuju chaos
dan kehancuran atau justru menstabilkan sistem melalui perubahan yang
dilakukannya. Setelah menjadi stabil, sistem yang telah melewati bifurkasi
menjadi resisten terhadap perubahan hingga periode yang tenang, sampai kemudian
akhirnya muncul lagi titik titik kritis yang mampu mengamplifikasi feedback dan
menghadirkan bifurkasi baru. Perubahan kestabilan atau perubahan yang dramatis
dalam dinamika suatu sistem akibat berubahnya nilai parameter, disebut
bifurkasi.
Bifurkasi tidak selalu
terkait dengan kekompleksan, tetapi ada beberapa jenis bifurkasi yang selalu
terkait dengan bertambahnya kerumitan sistem, yang pada akhirnya mengakibatkan
chaos. Salah satunya adalah apa yang dikenal sebagai period - doubling. Yang terjadi pada bifurkasi ini adalah sebuah
gerakan periodik yang mengalami bifurkasi dan melontarkan gerakan
periodik lain yang periodenya dua kali periode semula. Kemudian masing masing
gerakan periode itu mengalami bifurkasi lagi yang sama dan seterusnya. Masing masing
gerakan periodik yang terlontar, biasanya tidak stabil. Akibatnya pada suatu
nilai parameter tertentu, ada sangat banyak gerakan periodik yang tidak stabil
di dalam sistem. Ketika ini terjadi, dinamika sistem sudah sangat kompleks dan
chaos terjadi.
Titik bifurkasi adalah momen yang mengkristal. Suatu kondisi
dimana kita tidak dapat kembali ke sana, namun ia selamanya berada di dalam
kekekalan. Semua manusia memiliki titik bifurkasi di dalam hidupnya. Coba
dibayangkan kehidupan kita seperti menghubung - hubungkan titik titik peristiwa
dalam setiap pengalaman yang kita lalui. Kita pernah bermain menghubung kan
titik titik sehingga menghasilkan sebuah gambar yang utuh. Mungkin gambar buah
pisang atau kelinci yang dihasilkan atau apa saja. Begitu juga dengan hidup
kita. Setiap kita bergerak maju, berarti kita sudah berhasil melewati satu
titik untuk kemudian terus menyempurnakannya menjadi gambaran kehidupan kita
yang lengkap.
Titik bifurkasi ( bifurcation point ) di sebut juga titik percabangan dua, sesungguhnya
hanya salah satu titik dslam sebaran titik titik kehidupan seorang manusia.
Titik ini begitu istimewa, sehingga sulit dilupakan atau ditinggalkan begitu
saja, bahkan ketika perhitungan fisika waktunya pun terus berputar untuk
mempengaruhi manusia yang mau atau tidak mau harus berubah. Ia tetap saja
memperhatikan titik itu. Hal ini karena titik bifurkasi adalah momen yang
mengkristal, sebesar apapun usahanya untuk melupakannya, ia tetap sulit
melakukannya. Momen momen dalam hidup seorang manusia yang dapat dianggap
sebagai titik bifurkasi adalah ketika dihadapkan pada alternatif pilihan dalam
memilih pasangan hidup, bidang studi, karir dan pekerjaan, berpisah dengan
pasangan hidup.
Teori chaos mempelajari
ketidak teraturan sekaligus keteraturan fenomena alam. Titik bifurkasi hanyalah
salah satu titik di antara banyak titik dalam kehidupan. Fokuslah pada
titik lain dan titik bifurkasi yang lain, jangan terjebak dan
terperangkap di dalam satu titik bifurkasi. Manusia harus terus bergerak dari
satu titik bifurkasi ke titik bifurkasi yang lain, ke arah kehidupan baru,
karena di titik yang baru terdapat peluang dan harapan baru yang lebih baik
dari yang dibayangkan. Sempurnakan gambaran tentang hidupmu.
Gambar Titik BIfurkasi
Sumber : Google
4. Attractor
Cosmic Dasar
Teori chaos telah mengidentifikasi ada 4
attractor kosmik dasar di alam semesta, yaitu titik, lingkaran, torus dan penarik aneh. Penarik dapat
digambarkan sebagai kekuatan di alam yang menciptakan keteraturan dari
kekacauan. Kekacauan ditarik ke atraktor, menciptakan tatanan tersembunyi.
Empat jenis penarik bekerja pada setiap tingkat realitas, menciptakan alam
semesta keluar dari kekacauan. Dunia tidak benar benar diselenggarakan oleh
hukum hukum fisika, tetap sebagaimana secara formal di percayai, tetapi
mengorganisir diri dan empat jenis atraktor yang mengatur itu. Teori chaos
telah memberikan pukulan telak mematikan terhadap hukum hukum fisika klasik
yang telah berusia berabad abad. Dengan hancurnya fondasi fisika klasik, maka
runtuh pula bangunan paradigma positivistik, deterministik dan mekanistik.
Hukum thermodinamika dan
entropi yang menyatakan bahwa semua keteraturan di alam semesta akhirnya akan
musnah, dari awal big bang yang
teratur menjadi tidak teratur. Para atraktor di teori chaos membuktikan
bahwa negentropi ( entropi
negatif ), menciptakan ketertiban dan kekacauan wajib ada di alam
semesta. Aturan ini tergolong sebagai hukum besi, berlaku tanpa kecuali.
Atraktor di dalam teori chaos, sepenuhnya menjungkir balikkan hukum kausalitas
sebab - akibat. Hukum kausalitas didasarkan atas gagasan bahwa setiap efek
harus memiliki penyebab yang ada di waktu sebelum terjadinya efek yang diamati.
Dalam teori chaos, penyebabnya adalah penarik, kekuatan tidak terlihat di masa
depan yang menarik efek, peristiwa saat ini dan masa lalu kepadanya. Atraktor
teori chaos disebut juga Entelechy,
tujuannya menarik peristiwa untuk berubah ke arahnya. Konsep atraktor di dalam teori chaos telah merubah dan memperkaya pemahaman manusia tentang konsep takdir dan nasib.
Gambar Attractor
Sumber : Google
Pengaruh
Teori Chaos di Dalam Berbagai Disiplin Ilmu
Dengan landasan filsafat Cartesian dan Baconian,
Newton membangun fondasi fisika klasik yang berjaya selama 3 abad. Berbagai
ahli fisika penerus Newton melengkapi bangunan fisika klasik. James Clark Maxwell, sebagai garda
terakhir era fisika klasik meletakkan 'puncak atap' bangunan fisika klasik.
Maxwell membawa fisika klasik ke puncak kemasyhurannya. Ungkapan terkenal dari
para ahli masa itu adalah tugas fisika
sudah selesai, semua fenomena alam sudah dijelaskan secara tuntas.
Ironinya, tidak sampai 3 dekade, fisika klasik tidak mampu menjelaskan
fenomena perilaku alam pada aras mikroskopis, seperti efek foto listrik dan radiasi benda hitam. Kecemasan dan
kegelisahan melanda kalangan ahli fisika.
Seorang fisikawan muda
bernama Max Planck memecahkan
kebuntuan itu dengan membangun postulat baru yang melawan postulat fisika
klasik, dan hasilnya sangat memuaskan , dapat menjelaskan fenomena yang tidak
mampu dijelaskan oleh fisika klasik. Lahirlah era fisika kuantum atau fisika
modern. Segera bermunculan barisan fisikawan muda di jajaran fisika modern
seperti Ernest Rutherford, Neils Bohr,
Erwin Schroedinger, Werner Heissenberg.
Albert Einstein
menempati posisi unik. Dia berjasa ikut membangun fisika modern lewat teori Relativitas Khusus dan Relativitas Umum,
tetapi tidak dapat dikelompokkan ke dalam jajaran fisikawan modern. Hal ini
disebabkan karena Einstein hingga wafatnya tetap menolak postulat utama fisika
modern, terutama dalam hal Prinsip
Ketidakpastian, yang dirumuskan oleh Heissenberg. Penolakan ini disebabkan
karena Einstein merasa prinsip tersebut menabrak keyakinan agamanya. Hal ini
terungkap dari pernyataannya yang terkenal Tuhan
tidak sedang bermain dadu ketika menciptakan alam semesta.
Sekarang Einstein
terbukti salah, fisika modern telah berjaya, menggusur fisika klasik. Sepanjang
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan, teori kuantum adalah teori yang paling
banyak mengalami proses pengujian dan hebatnya, tidak pernah sekalipun tidak
lolos uji. Fisika modern pun tidak luput dari masalah. Di alam ada
4 gaya yang bekerja menurut hukum yang berbeda, yaitu gaya gravitasi, elektromagnetik, tenaga nuklir kuat dan tenaga nuklir
lemah. Upaya menyatukan semua gaya ke dalam satu formula matematis belum
berhasil. Tiga gaya terakhir dapat disatukan, tetapi sulit menggabungkannya
dengan gravitasi. Inilah masalah utama fisika modern dewasa ini, mencari
terobosan untuk menggabungkan semua gaya dalam satu teori yang digadang gadang
akan diberi nama Theory of Everything,
atau Grand Unified Theory. Salah
satu teori yang dijadikan kandidat kuat menjadi Adi teori tersebut adalah Teori Superstring, atau disebut juga M ( Magic ) Theory, hanya formula
matematisnya belum tersedia. Kehadiran teori chaos telah membangkitkan rasa
optimis dan kegairahan di kalangan fisikawan untuk semakin memacu percepatan
kelahiran M Theory. Sementara itu terjadi kesenjangan perkembangan ilmu ilmu
alam dengan ilmu ilmu sosial, budaya dan humaniora.
Di dalam ilmu sosial
sejak pertengahan abad XX, pengaruh paham positivistik sudah merasuk ke hampir
semua bidang ilmu sosial dan budaya. Berbagai teknik kuantitatif dianggap
lebih benar dari teknik kualitatif. Kehadiran fisika kuantum dan teori chaos
telah menghancurkan prestise paradigma positivistik. Sekarang perimbangan laju
perkembangan paradigma relativistik sudah mulai berimbang dengan
paradigma positivistik, dan itu terjadi karena pengaruh kehadiran teori
kuantum dan teori chaos. Berbagai kajian ilmu ilmu sosial dan budaya yang
berkembang sejak dekade 60 an pada abad lalu telah melahirkan berbagai teori
besar dan mazhab pemikiran.
Beberapa di antaranya
aliran kritis dari Frankfurt dan Birmingham, aliran post modern yang dimotori
oleh Michel Foucault , Derida,Teori Dependensi,
yang dipelopori oleh Cordoso, Paul
Barant dan Andre Gunder Frank
dan berbagai kajian Feminisme dan Cultural
Studies. Bidang arkeologi juga terkena imbas pengaruh teori chaos, dengan
tumbangnya dominasi paradigma Processual
yang dipelopori oleh Lewis Binford
dan kawan kawan yang sangat positivistik oleh kehadiran paradigma Post Processual, yang dipelopori oleh Ian Hodder , Michael Shank dan kawan
kawan, yang bersifat kualitatif.
Implikasi
Teori Chaos Terhadap Ilmu dan Pandangan Dunia
Teori chaos yang berkarakter relativistik telah
merubah banyak cara pandang terhadap ilmu dan dunia fisik. Arogansi pakar ilmu
ilmu keras (ilmu ilmu alam ) dan perasaan superiornya atas ilmuwan sosial dan
budaya telah dikikis oleh teori chaos. Pandangan terhadap dunia juga mengalami
perubahan yang signifikan. Absolutisme dan otoritas keilmuan digantikan oleh relativisme
dan kerjasama antar disiplin keilmuan. Sekat pembatas yang serba kaku
digantikan oleh 'membran' yang tembus pandang. Hampir semua cabang keilmuan
seperti mendapatkan landasan pijakan ontologis dan epistemologis yang kokoh
unyuk membangun relasi yang lebih baik, karena memiliki pandangan yang
sama terhadap dunia yang bukan hitam-putih.
Pada ruang yang
bersifat elastis inilah rasa saling pengertian dan semangat berkolaborasi
tumbuh dan berkembang. Jurgen
Habermas, tokoh aliran kritis dari mazhab Frankfurt generasi ke dua, yang
telah menjelma jadi filsuf kontemporer terkemuka telah membawa perubahan
paradigma dari filsafat subjek ke
filsafat komunikasi. Habermas telah merubah filsafat kesadaran yang sangat dominan di masa lalu ke filsafat bahasa. Habermas mengemukakan
bahwa dalam setiap komunikasi ( dialog ), harus mengandaikan keberlakuan 4
klaim, yaitu :
1. Understandability,
( kejelasan ) dalam mengungkapkan diri, sehingga dipahami oleh orang lain.
2. Truth,
( kebenaran ), keinginan untuk menyampaikan sesuatu yang benar.
3. Truthfulness,
( keterpercayaan ) dalam menyingkapkan sesuatu yang benar.
4. Rightness
( ketepatan ), pembicaraan harus sesuai dengan norma norma komunikasi.
Jadi komunikasi yang baik harus mempertimbangkan
kejelasan, kebenaran, kejujuran dan ketepatan serta konteks kehidupan bersama
yang disebut oleh Habermas dengan istilah dunia
kehidupan. Dengan melakukan dialog kritis dengan berbagai pemikiran
filsafat ilmu pengetahuan, diyakini 'isolasi dan 'kebuntuan' dapat diatasi. Habermas membawa teori
kritis pada wawasan dan jangkauan yang begitu luas, dimana batas batas
bidang sosiologi, filsafat, psikologi, antropologi dan komunikasi saling bersinggungan
dan batas batas itu menjadi kabur. Habermas mencoba membuka gerbang teori
kritis untuk 'berdialog dengan tradisi keilmuan yang lain, seperti filsafat
bahasa, psikologi ( Freud ), hermeneutika ( Gadamer, Ricoeur ),
postmodernisme ( Michel Foucault , Derida, Heideger ). Untuk itu teori
Kritis Habermas memberikan dasar pemikiran yang berarti bagi perkembangan
kajian sosial budaya kritis dan kontemporer, seperti ,
teori Post Kolonial, kajian Multikulturalisme, kajian Feminisme , Cultural
Studies dan lain lain.
Penutup
Teori chaos sejak kelahirannya sudah
mengguncangkan dunia. Keunikan dan kehebatan teori chaos terletak pada
kesederhanaan, kecanggihan, keluwesan / daya jelajahnya. Teori itu telah
mengubah cara pandang orang terhadap berbagai konsep keilmuan dan dunia. Teori
chaos telah menimbulkan perdebatan seru di berbagai kalangan. Anehnya
perdebatan seru dan hiruk pikuk adu argumentasi yang ramai di
negara negara maju, gaungnya tidak sampai di indonesia. Komunitas ilmuwan di
negeri ini sepertinya tidak fasih dan tidak familiar dengan pemikiran pemikiran
besar yang berkembang. Agaknya rendahnya budaya literasi tidak hanya melanda
orang awam, tetapi juga menjangkiti golongan ilmuwan dan intelektual. Tidak
mengherankan jika ilmuwan di Republik tetap tertinggal dibanding koleganya di
negara maju.
Comments
Post a Comment