RELASI DESA - KOTA DITINJAU DARI PERSPEKTIF TEORI SISTEM UMUM

     Relasi desa - kota adalah fenomena sehari hari yang menarik untuk dikaji secara serius. Akan tampak bahwa  ternyata hubungan itu tidak sesederhana yang diduga. Ada beberapa teori yang berusaha menjelaskan fenomena  itu, salah satunya akan dibahas lebih mendalam yaitu Teori Sistem Umum. Teori ini merupakan teori besar (grand theory) yang dapat dideduksikan menjadi beberapa teori menengah  ( middle range theory ). Oleh karena sifatnya yang umum, teori ini dapat diaplikasi pada banyak bidang. Teori sistem umum pertama  kali dirumuskan  oleh seorang pakar biologi berkebangsaan Jerman, bernama  Ludwig von  Bartallanfy, sehingga tidak mengherankan jika postulat,  asumsi dan model yang digunakan berbasis ilmu biologi. 

Dasar Pemikiran Teori Sistem  Umum

         Semua fenomena di alam dapat dipandang sebagai sebuah sistem. Sistem adalah sesuatu yang  memiliki bagian bagian yang tiap bagian dihubungkan dengan saluran  yang  dapat dialiri materi, energi, informasi dan tiap bagian bekerja menurut aturan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Bagian bagian dari sistem di sebut sub sistem. Suatu sub sistem dapat dinaikkan levelnya menjadi sistem, kemudian dipecah pecah menjadi beberapa sub sistem. Ilustrasi di bawah ini dapat memperjelas  uraian di atas. Sebuah mobil adalah sebuah sistem, punya beberapa sub sistem yaitu sub sistem sub sistem kemudi, roda, mesin dan sebagainya. Sub sistem roda dapat dinaikkan levelnya menjadi sistem roda, dengan sub sistem ban, velg, buat, mur, pentil dan sebagainya. Jika komponen  komponen itu dipasang menurut aturan tertentu dapat menjadi roda untuk meluncurkan mobil. Sebuah mobil terdiri dari ratusan komponen yang jika dirakit menurut aturan tertentu dapat membentuk sebuah mobil yang berfungsi sebagai sarana angkutan. 

Suatu sistem cenderung mencapai  bentuk yang stabil, dan memiliki mekanisme pengendalian untuk memonitor  kerja sistem agar tetap berada pada keadaan seimbang dan stabil ( equilibrium). Mekanisme untuk mengendalikan agar sistem tetap stabil disebut homeostatis, yang cara kerjannya dapat  disetarakan dengan thermostat pada peralatan  air condition, alat pengatur suhu ruangan agar tercapai interval suhu yang diinginkan. Walaupun sistem sudah berupaya membuat keadaan tetap stabil, tetapi  selalu dapat terjadi anomali yang membuat sistem terguncang, dan jika mekanisme  homeostatis tidak bekerja  optimal maka dapat menyebabkan terjadi fluktuasi yang melewati batas toleransi  yang dapat ditolerir oleh sistem. Selanjutnya maka terjadi perubahan struktur/pola aliran materi, energi dan informasi di dalam sistem. Perubahan ini akan mendorong sistem mencari bentuk, struktur dan keseimbangan baru, maka dikatakan sistem telah berubah dan  tercipta sistem baru ( morphogenesis atau disebut juga cybernetic I). Jika mekanisme homeostatis dari sistem berhasil menekan anomali dan menekan fluktuasi penyimpangan kembali ke batas yang dapat ditolerir oleh sistem, sehingga tidak terjadi perubahan pada bentuk, struktur dan pola aliran materi, energi, informasi di dalam sistem, maka sistem tidak berubah, dan terciptalah kondisi morphostatis atau disebut juga cybernetic II. Setiap upaya yang mendorong terciptanya perubahan disebut cybernetic I dan upaya menekan perubahan serta mempertahankan kondisi semula disebut cybernetic II. 

Jika cara pandang ini digunakan untuk mengamati sistem kebudayaan, maka  pada dasarnya norma, adat merupakan mekanisme homeostatis untuk menjaga ketertiban dan kestabilan sistem sosial budaya atau morphostatis (cybernetic II) dan penyimpangan terhadap norma, adat merupakan benih benih terciptanya morphogenesis ( cybernetic I). Satu contoh berikut akan memperjelas uraian di atas. 

      Di  dalam  suatu komunitas, ada beberapa individu yang punya kecenderungan berperilaku menyimpang, yang disebut kelompok deviant. Para deviant mulai mempraktekkan tindakan yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Awal. nya banyak warga bereaksi keras mengecam, mengutuk tindakan itu, tetapi para deviant tidak mempedulikannya, lama kelamaan mulai banyak orang yang mengikuti apa yang mereka lakukan. Akhirnya jumlah orang yang melakukan tindakan baru tersebut menjadi mayoritas, sehingga diterima menjadi norma baru yang dibakukan. Keberanian beberapa  warga masyarakat yang mengadakan acara pesta perkawinan, mencantumkan kalimat pada kartu undangan, berisi permintaan kepada undangan agar mau mengganti hadiah benda sebagai tanda kasih, dengan uang tunai, awalnya dianggap tabu.  Sekarang, hampir tidak ada lagi para undangan pesta perkawinan yang memberikan kado ( cadeu), tapi memberikan uang tunai di dalam amplop. Perubahan itu tidak terjadi mendadak, tetapi bertahap.  

Suatu sistem yang sudah berkembang mapan membutuhkan input berupa materi, energi dan informasi dari luar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan karena setiap terjadi peralihan bentuk dari materi ke energi atau sebaliknya , terjadi kehilangan  materi dan energi yang cukup besar atau berubah menjadi bentuk yang tidak dapat dimanfaatkan, sebagai konsekuensi bekerjanya Hukum Thermodinamika II. Semakin lama,  input yang dibutuhkan semakin besar pula. Sistem yang lebih besar akan menyedot materi dan energi dari sistem lain yang lebih kecil yang ada di sekitarnya. Jika Suatu sistem gagal mendapatkan inputnya dari luar,  maka sistem mengalami  degradasi. Pada kondisi ini aliran materi, energi dan informasi berlangsung sangat cepat dan hal ini semakin mempercepat pula kehancurannya. 

Salah satu deduksi yang diperoleh  dari teori sistem umum adalah : Jika dua buah sistem yang berbeda skala besarannya dan tingkat kerumitan/kecanggihannya dihubungkan dengan suatu saluran yang dapat mengalirkan materi, energi, informasi;maka sistem yang lebih besar dan lebih canggih akan memperoleh manfaat  lebih besar dibanding sistem yang lebih kecil dan sederhana. Dengan kerangka demikian kita mencoba menelaah fenomena relasi desa - kota. 

Coba dibayangkan, di suatu provinsi,  ada sebuah desa berjarak sekitar 150 Km dari ibu kota provinsi. Walaupun jarak antara ke duanya tidak terlalu jauh, tetapi kondisi jalan yang menghubungkan keduanya sangat buruk, sehingga membutuhkan waktu tempuh 5 sampai 6 jam dengan mengendarai mobil. Sebagian besar penduduk desa berprofesi sebagai petani. Oleh karena lahan di desa sangat subur, hasil panen selalu melimpah. Sebagian besar produk pertanian itu tidak dapat dipasarkan ke kota, karena buruknya infrastruktur, jalan dan jembatan. Produk pertanian banyak yang membusuk atau jatuh ke tangan para tengkulak  dengan harga rendah. 

Para pejabat perencana  pembangunan di ibu kota provinsi melihat kondisi ini,  merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu, demi mengangkat  taraf hidup warga desa. Dalam pandangan  para pejabat  itu, akar masalah dari rendahnya penghasilan warga desa, adalah buruknya kondisi jalan, sehingga warga desa tidak dapat memasarkan produknya ke kota. Mulailah dibuat perencanaan  pembangunan/peningkatan jalan dan jembatan  yang menghubungkan desa dengan kota. 

Warga kota yang memiliki  sumberdaya, akses penguasaan informasi dan koneksitas dengan para pejabat pemerintah di ibu kota provinsi,  sudah mengetahui soal rencana pembangunan itu berikut kordinat lokasi, lintasan ( trace) jalan yang akan dibangun.  Mereka segera membeli lahan lahan dengan harga murah. Ketika proyek akan dibangun, lahan lahan yang sudah dimiliki orang kota dibeli oleh pemerintah dengan harga tinggi. Jalan raya yang sebenarnya dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan warga desa belum dibangun , tetapi justru orang kota yang pertama kali mendapat manfaat/keuntungan. Sisa lahan yang tidak terkena ganti  rugi, harganya ikut terdongkrak, karena berada tepat di tepi lintasan badan jalan beraspal hotmix dan dilengkapi dengan jaringan listrik, menara telekomunikasi dari berbagai provider/operator telepon seluler. Di lahan itu berdiri SPBU, restoran, toko swalayan, hotel/losmen yang notabene  dimiliki orang kota.  

Setelah jalan raya beroperasi, warga desa dapat memasarkan produknya ke kota dan sesekali mereka pergi memasarkan sendiri. Setelah selesai bertransaksi, mereka ingin menikmati berbagai fasilitas kota yang tidak ada di desa seperti mall, Cafe/ restoran, tempat massage/sauna, karaoke/musik room, hotel dan sebagainya.  Sebelum  kembali ke desa, mungkin sekitar 50 % dari hasil penjualan produk pertanian sudah tersedot ke kantung orang kota. Dalam perjalanan pulang ke desa, mereka masih ingin berbelanja di toko dan makan di restoran  yang baru tumbuh di sepanjang jalan. Di situ sebagian uang warga desa kembali disedot oleh orang kota, sehingga uang yang sampai di desa tidak sampai separuh dari hasil yang didapat. 

Dari uraian di atas tampak jelas bahwa pembangunan jalan raya yang menghubungkan desa dengan kota, tidak otomatis, serta merta mengangkat taraf hidup orang desa. Justru orang kota yang memiliki wawasan, pengetahuan, modal, akses informasi yang lebih tinggi dari orang desa, yang mendapat manfaat terbesar. Dalam desain perencanaan awal, diprediksi akan terjadi aliran materi, energi dan informasi dari kota ke desa, sehingga dapat mengatrol penghasilan warga desa. Fakta yang terjadi justru sebaliknya, aliran materi, energi lebih banyak mengalir dari desa ke kota. Bukan kota mensubsidi desa, tetapi desa mensubsidi kota. 

Begitu juga halnya jika ibukota provinsi dihubungkan  dengan ibu kota negara, aliran materi, energi dan informasi lebih banyak tersedot ke ibu kota negara. Hal ini menjelaskan  mengapa 80 % dari seluruh uang yang beredar di Indonesia terkonsentrasi  beredar di Jakarta.  Sebagian besar orang terbaik dari beragam profesi seperti para dokter, advokat, ilmuwan, politikus, seniman/aktor, aktris, sutradara, penyanyi, musikus, atlet/olahragawan, pengusaha, bankir terbaik berada di Jakarta. 

Teori ini juga menjelaskan mengapa terjadi brain drain dan capital drain dari negara negara berkembang ke negara negara maju. Sekarang jumlah cicilan hutang pokok berikut bunga yang harus dibayar setiap tahun oleh Indonesia kepada negara negara maju sudah lebih besar dari jumlah hutang baru yang diterima Jadi sudah terjadi aliran yang negatif untuk Indonesia.  Sekarang , bukan negara maju yang membantu negara berkembang, tetapi justru sebaliknya. Orang orang berbakat terbaik dari negara berkembang juga tersedot ke negara negara maju. 

Kesimpulan

Teori Sistem  Umum memberi wawasan dan pengetahuan berharga tentang bagaimana jalinan  interaksi yang rumit di antara berbagai sistem di alam. 

Suatu fenomena  yang  tampak sederhana, pada kenyataannya jauh lebih rumit. Suatu rencana yang dibuat dengan landasan niat baik/tulus, luhur, ternyata masih belum cukup, jika tidak didukung oleh pengetahuan yang handal. 

Comments

Popular Posts