PERIKANAN DAN PARIWISATA SEBAGAI SEKTOR UNGGULAN SABANG YANG DIABAIKAN

Sebenarnya Sabang punya sekektor unggulan sebagai kemampuan intrinsiknya,  tetapi tidak digarap serius.  Perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia Barat hingga perairan internasional di Teluk Benggala dan Samudera Hindia adalah kawasan perikanan yang kaya.  Di Indonesia ada tiga kawasan upwelling sebagai tempat berkumpulnya berbagai jenis ikan,  yaitu perairan lepas pantai Aceh ke arah Samudera Hindia,  perairan Bali bagian selatan dan perairan Laut Banda di Maluku.  Bukan kebetulan kalau Benoa,  Bali dan Tual di Kepulauan Kei,  Maluku jadi pusat industri perikanan yang penting.  Sabang  tidak fokus pada sektor unggulannya,  lebih asyik dengan nostalgia masa lalu,  sehingga tertinggal  jauh dari Bali dan Maluku  di sektor perikanan.  

Perikanan adalah sektor yang bersifat multiplier efek,  yang dapat mengangkat sektor sektor perekonomian lain, seperti lokomotif kereta api yang menarik gerbong gerbong penumpang dan barang.  Sabang dapat dijadikan home base perikanan di kawasan Barat Indonesia.  Perusahaan Perikanan wajib membangun cool storage dan menggunakan fasilitas cargo udara untuk ekspor ikan.  Mereka  diwajibkan mengisi logistik bahan makanan,  bahan bakar untuk kapal di Sabang.  Kapal kapal itu menggunakan alat pancing jenis longline,  satu mata pancing panjangnya mencapai 200 Km,  dan tiap kapal punya belasan mata pancing itu.  Tiap mata pancing dalam rentang jarak 10 hingga 20 meter dipasang umpan berupa seekor ikan bandeng.  Umpan itu harus dipasok dari tambak tambak di Aceh.  Setiap terjadi pergantian Sift pegawai dan Kru Kapal setiap tiga bulan sekali,  mereka harus menggunakan jasa hotel dan restoran di Sabang untuk kebutuhan akomodasinya.  Setiap pergantian sift  rata rata membutuhkan waktu 4 hari.  Dapat dibayangkan berapa perputaran uang di Sabang dari sektor itu. Berapa wirausahawan   lokal dapat dilahirkan dan lapangan kerja yang terbuka.

Seharusnya Sabang belajar kepada Zamboanga City di Filipina Selatan.  Kota itu memiliki industri perikanan  yang handal,  dan 85 % industri perikanan Filipina terkonsentrasi di sana.  Perlu juga belajar ke General Santos,  Juga di Filipina Selatan yang menjadi pusat cargo udara untuk kawasan Pasifik Barat.
Sabang juga punya keunggulan di sektor pariwisata,  khususnya wisata bahari.  Keindahan taman laut di perairan Sabang sudah tersohor di mancanegara.  Untuk sektor pariwisata,  Sabang harus belajar ke Maldives,  wilayah protektorat India di Samudera Hindia.  Maldives berhasil jadi daerah tujuan wisata yang digemari para pesohor kelas dunia.  Bandara Male selalu dipenuhi pesawat jenis Lear Jet,  milik para selebritas dunia.

Tempat lain yang punya kemiripan yang perlu dikunjungi untuk belajar adalah Bora Bora,  di kawasan Samudera Pasifik.  Kedua tempat itu memiliki keunggulan potensi alam dan kecanggihan manajemen.  Perputaran uang di Maldives dan Bora Bora mencapai milyaran dollar.  Seandainya sejak awal  milenium ke tiga Sabang fokus mengembangkan ke dua sektor ini,  sekarang Sabang sudah berkembang maju.  Sangat disayangkan,  Sabang justru lebih terobsesi pada kejayaan masa lalu dengan pelabuhan bebasnya.  


Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baru,  yang penting ada komitmen kuat dan konsisten menjalankannya.  Lupakan saja pelabuhan bebas dan fokus di sektor unggulan yang menjadi jati diri Sabang  sesungguhnya. 

Comments

Popular Posts