MENGAPA MANUSIA SULIT BERUBAH ?
Banyak orang, institusi yang menyatakan pentingnya perubahan mindset, norma, cara berpikir, perilaku dan kebiasaan yang dalam menyambut era digital dan artificial intelligence. Semua orang mengamini gagasan itu memang penting dan perlu dilakukan. Sebelum mengembangkan rasa optimis berlebihan dirasa perlu menilik kembali tentang sifat dan karakter Homo Sapien sebagai tokoh sentral dalam menyusun agenda perubahan sekaligus sasaran utama yang dituju oleh perubahan itu sendiri. Aspek inilah yang sering luput dari perhatian. Di sepanjang sejarah peradaban, banyak agenda perubahan terhenti di tengah jalan atau gagal ketika akan diimplementasikan. Hal itu sebagian besar disebabkan karena penggagas dan pelaksana perubahan tidak memahami tentang sosok manusia.
Tulisan ini mencoba menelusuri faktor
faktor yang menyebabkan manusia sulit sekali berubah, sementara perubahan merupakan keharusan jika
ingin tetap eksis di alam. Dari
penelusuran, dapat diduga beberapa
faktor penyebab tentang hal itu. Perubahan menyangkut dimensi waktu. Dalam bahasa awam (non fisika kuantum), jika bicara waktu, ada tiga episode waktu yaitu masa lalu - masa
kini - masa depan. Masa lalu sudah
tinggal sebagai kenangan. Masa lalu bagi
sebagian orang masih diingat dalam bentuk derajat kuantitas relatif lengkap, bagi sebagian yang lain, tinggal berwujud kepingan kepingan berserakan
yang tidak utuh lagi dan untuk sebagian orang lagi sudah lenyap dalam memorinya.
Masa kini sedang dijalani. Semua manusia paling akrab dengan masa kini. Informasi tentang masa kini tersedia paling
lengkap, dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Dengan kekayaan informasi, manusia dapat relatif mudah dan lebih berani
untuk mengambil keputusan. Seharusnya
manusia dapat mengambil keputusan di masa kini untuk memulai perubahan, tetapi faktanya sangat sedikit yang berani dan
mau melakukan hal itu.
Ternyata manusia menyadari benar bahwa
keputusan untuk melakukan perubahan akan berdampak besar terhadap kehidupannya
tidak hanya di masa kini, tetapi juga di
masa depan. Masa depan belum terjadi, informasi tentang masa depan masih sangat
minim. Bagi sebagian besar orang, masa depan masih gelap, sulit diduga, diramal, dipastikan. Dapat dianalogikan seperti masuk ke dalam
rimba belantara, lorong gelap, panjang dan berlaku liku atau mengarungi
Samudera luas yang tidak bertepi. Semua
orang mengambil sikap melihat dan menunggu, membiarkan siapa saja yang punya nyali dan
keberanian lebih untuk memulai langkah pertama. Sebagian besar manusia memilih lebih baik
berada di masa kini saja, menikmati
status quo, kemapanan yang sedang
digenggam.
Mengapa harus menempuh perjalanan
yang penuh bahaya, sementara hasilnya
belum dapat dipastikan, sementara tidak
ada jaminan pula bahwa apa yang sudah ditangan saat ini akan tetap dimiliki. Jadi sebenarnya keengganan manusia untuk
berubah disebabkan karena perubahan itu membawa konsekuensi dan implikasi luas
bagi kehidupannya di masa depan. Ciri
sifat dan karakter masa depan masa depan adalah minim informasi (un complete, un clear). Kondisi ini menimbulkan
konsekuensi logis berikutnya yaitu masa depan bersifat tidak dapat diramalkan
dan dipastikan ( un predictable, uncertainly).
Setelah mengetahui situasi dan kondisi
demikian, bagaimana cara menembus
kemandekan itu?. Golongan mapan tidak
mungkin dapat diharapkan jadi pionir untuk mendobrak sekat pembatas ke masa
depan. Sejarah menunjukkan hanya kaum
muda yang belum banyak beban tanggungan untuk dipertahankan, yang berani mengambil risiko , yang dapat
menjadi pahlawan peradaban. Tanpa pemuda
digenerasi 08 , generasi 28, generasi 45, yang berani ambil risiko ditangkap dan
dipenjarakan atau bahkan dibunuh oleh pemerintah Kolonial Belanda, mungkin Indonesia hari ini belum merdeka. Berikan
jalan dan kesempatan kepada orang muda untuk melaksanakan misi mulia, untuk menciptakan perubahan dan
menuliskan sejarah masa depan. Jangan
pernah sekalipun memusuhi atau menganggap kaum muda sebagai ancaman bagi
eksistensi kita. Mungkin dari aspek
pengetahuan dan pengalaman, generasi
mapan lebih unggul, tetapi mereka punya
keunggulan yang tidak akan pernah dapat diatasi oleh kaum mapan manapun , yaitu kemudaannya, yang tidak dapat ditukar dengan apapun. Selain itu kaum muda memiliki keberanian
mengambil risiko dibanding kaum mapan. Sungguh benar pesan para orang arif bijaksana,
para pemuda adalah pewaris peradaban masa kini dan pencipta peradaban masa depan.
.png)

Comments
Post a Comment