MELACAK KEBERADAAN KOMUNITAS YAHUDI DI BANDA ACEH
Menurut sumber tertulis tertua, Kitab Kejadian dari abad IX SM, bangsa Yahudi berasal dari Ur, Mesopotamia, Irak Selatan sekarang. Mereka meninggalkan tanah asal, bermigrasi ke tanah Palestina, dipimpin oleh Abraham (Ibrahim). Setelah
mengalami berbagai pergolakan, pasang
surut, mereka akhirnya tersebar ke
berbagai penjuru dunia. Berdasarkan
kajian ciri fisik baik fenotip dan genotip, bangsa Yahudi tergolong ke dalam ras Kaukasia.
Ada tiga golongan besar di kalangan
bangsa Yahudi, yaitu :
- Ashkenazim, dikenal sebagai Yahudi Eropa dan Amerika, yaitu orang Yahudi yang sudah berpuluh generasi menetap di Eropa dan Amerika. Di Israel sekarang golongan ini yang dominan menguasai sektor militer, pemerintahan dan ekonomi, karena pendidikan yang relatif tinggi.
- Sephardim, golongan Yahudi yang berpuluh generasi menetap di Spanyol, Portugal dan negara negara Afrika Utara, seperti Aljazair, Maroko, Tunisia, Libya dan Mesir.
- Mizrahi, golongan Yahudi yang sudah berpuluh generasi menetap di sebelah timur Israel seperti Yordania, Irak, Iran, Afganistan, Pakistan dan India.
Sumber tertulis tertua yang memberitakan
kehadiran orang Yahudi di dunia Timur adalah catatan yang dibuat oleh Benjamin Mitudela seorang Yahudi
Spanyol dan musafir terkenal Marcopolo.
Mereka memberitakan adanya komunitas Yahudi di Cochin, Malabar, India. Orang Yahudi terkenal dari kelompok ini adalah
Yechezkil Rahabi 1694 - 1771, saudagar besar yang memiliki jaringan
perdagangan antara Yaman, Srilanka, India, Sumatera. Leluhurnya tiba di India sejak jaman raja
Solomo, abad IX SM.
Catatan tertua tentang keberadaan orang
Yahudi di Aceh berasal dari Kapten kapal Perancis bernama Francis Pyrard ada penerjemah
berkebangsaan Yahudi di istana Sultan Aceh yang menguasai bahasa Arab dan India.
Kapten Thomas Forrester berkebangsaan Inggris mencatat adanya penerjemah
bangsa Yahudi di perusahaan dagang Inggris dan Portugis yang bernama Abraham Leonard Chrysostomos Epafras. Sir Lanchester, utusan Ratu Elizabeth I membawa surat untuk Sultan Ailiddin Riayatsyah Al Mukammil
pada awal abad XVIII, dan surat itu
diterjemahkan oleh penerjemah bangsa Yahudi bernama Abraham Nabarro yang menetap di Aceh sejak tahun 1689. Pada abad XVIII, ada seorang Yahudi bernama Israeliet Abraham Geheeten bekerja
sebagai ahli bahasa di istana Sultan Aceh. Jauh sebelum masuknya bangsa Belanda, orang Yahudi sudah berada di Ring 1 istana Kesultanan Aceh.
Bukti fisik kehadiran orang Yahudi di
Banda Aceh yang masih dapat dilihat sampai hari ini adalah sekumpulan makam di
kompleks kuburan Belanda ( Kherkof).
Kompleks ini dikenal juga dengan
nama Pocut, seluas 3, 5 Ha, memuat 2200 makam, terletak di kelurahan Sukamulia, di kalangan
penduduk Banda Aceh lebih dikenal dengan nama Blower. Luas kawasan Blower
47 Ha, dihuni oleh 4000 penduduk. Di atas pintu gerbang kompleks makam yang
dibangun pada tahun 1896, tertulis
inskripsi Aan onze Kamerad gevallen op
het van eer (Untuk Sahabat kita yang gugur di medan perang). Di kompleks
kuburan ini terbaring kerangka 2 jenderal Belanda yaitu General Major Johan Herman Rudolf Kohler
wafat 14 April 1873, dan General Major Johannes Ludovicus Jacobus
Humbertus Pel, wafat tahun 1876. Di kompleks ini sebelum terjadinya gempa dan
tsunami 2004, terdapat 30 makam, sekarang tinggal 23 dan yang masih dapat
diidentifikasi dengan jelas, hanya 11 makam. Makam makam ini letaknya
mengelompok di bagian barat, dekat
dengan makam jenderal Pel ( 10 makam ) dan satu makam.di bagian timur dekat pintu masuk kompleks makam ( Tuan Muda Handziriz ). Adapun orang
yang dimakamkan di 11 makam tersebut adalah :
- Avram Meir Bolchover, lahir tahun 1856. Avram adalah pedagang kaya dan tuan tanah yang menguasai tanah luas yang sekarang jadi kampung Blower. Toponim nama kampung itu berasal dari nama Bolchover, yang ditransliterasi oleh lidah orang Aceh menjadi Blower. Di kawasan ini dulu pusat pemukiman komunitas Yahudi.
Sumber: Dokumentasi Pribadi Yance
- Deborah Bolchover , makamnya berdampingan dengan kerabatnya Avram
Sumber: Dokumentasi Pribadi Yance
- Evelline Goldenberg, kelahiran
Wina, Austria, wafat pada usia 5
tahun. Ayah Evelline adalah Moritz Adolf Goldenberg, kelahiran
Jassy, Rumania. Makam Evelline Goldenberg sudah hancur diterjang gelombang tsunami tahun 2004.
- Catharina Daniels. Makam Catharina Daniels sudah hancur diterjang gelombang tsunami tahun 2004.
- Salomon Mozes
Sumber: Dokumentasi Pribadi Yance
- Juda Joseph
Sumber: Dokumentasi Pribadi Yance
- Rachel Emmanuel
Sumber: Dokumentasi Pribadi Yance
- L Birkenfeld, wafat pada 10 Oktober 1935
Sumber: Dokumentasi Pribadi Yance
- Hermann Werebeitschik, berasal dari Grodno, Rusland, Belarusia, wafat pada 23 Oktober 1931 dalam usia 56 tahun.
Sumber: Dokumentasi Pribadi Yance
12.Joseph Eba
Sumber : Dokumentasi Pribadi Yance
Pada masa kolonial di Banda Aceh jumlah
orang Yahudi tentu lebih banyak lagi, diduga mencapai 200 orang. Sebagian besar berprofesi sebagai pedagang/
pengusaha. Ada yang berprofesi sebagai
anggota militer dan penasehat militer. Orang Yahudi terkenal di Banda Aceh
yang makamnya tidak di cluster Yahudi, tetapi masih di kompleks Pocut adalah : Petros F Handziriz, alias Tuan Muda dan saudaranya, berprofesi sebagai pedagang dan tuan tanah.
Sumber : Dokumentasi pribadi Yance
Beberapa orang Yahudi terkenal di Banda Aceh yang tidak dimakamkan di Kerkhoff, adalah :
- Tuan Noi, di kalangan penduduk sangat terkenal dan dipanggil dengan sebutan Oom Noi dan Opa Noi. Tuan Noi dikenal karena keramah tamahannya dan kedermawanannya.
- Toba Salomon dari keluarga Salomon. Toba Salomon lahir di Banda Aceh, berprofesi sebagai pedagang buah buahan dan rempah rempah.
- Jan Alberti, seorang Yahudi Yunani yang terkenal karena kekayaannya dan kekikirannya. Jan Albert adalah orang terkaya di Aceh pada masanya, memiliki aset berupa tanah luas, kebun kopra, kebun cengkeh, ternak sapi dan kambing, jaringan pertokoan di pusat perdagangan, jaringan rumah sewa, bioskop, foto studio, apotek. Dia benar benar konglomerat, tetapi terkenal sangat kikir, bahkan untuk dirinya sendiri. Kisah hidupnya yang bergaya spartan untuk dirinya sendiri sudah melegenda. Jan Alberti hidup membujang, tidak punya ahli waris yang sah, tetapi punya anak angkat tidak resmi bernama Harun Jan Alberti yang bahkan tidak mendapat harta warisan apapun. Ketika wafat , hartanya disita negara. Oleh negara, untuk Jan Alberti dibuatkan makam yang indah di kompleks Kherkhof Sabang.
Simbol Simbol Judaisme di Kompleks Kherkhof Banda Aceh
Ilmu Simbologi sangat bermanfaat untuk
mengidentifikasi dan menguraikan makna yang terkandung di dalam simbol simbol
dalam berbagai bentuk seperti angka, gambar, anagram, hologram, candra sengkalan. Di kompleks Kherkhof
Banda Aceh ada beberapa simbol yang dapat ditafsirkan sebagai simbol Judaisme. Simbol simbol itu adalah :
- Bintang Daud, yang sekarang dijadikan bendera negara Israel. Simbol ini terdapat di nisan kuburan orang Yahudi.
- Jangka dan Mistar, yang juga adalah simbol yang lazim. digunakan di kelompok persaudaraan Illuminati, dan Free Mason. Simbol ini terdapat pada makam W A Mentrop, E F Huizinga dan A N van der Hein.
- Ouroboros, digambarkan sebagai seekor ular melingkar lingkar dan menggigit ekornya sendiri. Ini adalah simbol Yahudi yang sudah sangat tua, mungkin sudah digunakan sejak mereka masih berdiam di Sumeria. Simbol Ouroboros terdapat di makam Jenderal Kohler. Selain itu di makam Kohler juga terdapat simbol simbol kelompok kelompok Illuminati dan Free Mason, Frijmetselarj denker. Simbol Simbol itu menunjukkan jati diri jenderal Kohler
- X P ( Chi Rho ), menurut Sir Flinders Petrie ini adalah simbol dewa Horus, dalam kepercayaan bangsa Mesir kuno. Simbol ini juga terdapat pada ukiran batu di Sumeria yang berasal dari 2500 tahun Sebelum Masehi. Di era modern simbol ini digunakan oleh Windows X P, produk Microsoft, perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates.
- Aksara Ibrani, yang terdiri dari 22 huruf yang dibaca dari kanan ke kiri. Aksara Ibrahim terdapat pada semua makam Yahudi di Kherkhof Banda Aceh.
Kesimpulan
Jauh sebelum Indonesia merdeka komunitas
Yahudi sudah hadir di tengah tengah masyarakat, hidup damai berdampingan, diterima tanpa rasa kebencian. Kondisi ini tidak terbayangkan jika itu
terjadi sekarang ini. Bahkan beberapa
cendekiawan Yahudi memperoleh posisi sangat dekat dengan Sultan dari suatu
negara Islam. Hal ini justru nenimbulkan
pertanyaan baru yang menantang. Apa yang menyebabkan perubahan mindset yang
sangat drastis tentang orang Yahudi di kalangan orang Indonesia umumnya dan
umat Islam khususnya ?. Siapa yang berminat untuk melakukan riset itu?. Tulisan
ini dibuat dengan landasan data primer, data sekunder berupa buku, artikel, keterangan wawancara dengan beberapa pakar, juru kunci kompleks makam Kherkhof.
Comments
Post a Comment