ALGORITMA SUDAH MERETAS MANUSIA
Beberapa dekade lalu populer ungkapan The Man Behind The Gun, mulai sekarang dan ke depan ungkapan itu sudah jadi irrelevant, berganti menjadi Algorithm Behind The Man. Artinya, sehebat apapun suatu teknologi, tetap manusia yang pegang kendali. Pada dekade ini, kenyataannya manusia sudah kehilangan kemampuan mengendalikan remote kontrol. Banyak orang terpukau dengan perkembangan teknologi, tetapi tidak mau berpikir kritis akan segala konsekuensi logis dari perkembangan tersebut.
Mari kita simak baik baik apa yang
sudah, sedang berlaku, dan yang akan terjadi. Apa yang sudah dihasilkan
teknologi untuk kita?. Teknologi domestifikasi tumbuhan dan hewan menghasilkan
produk utama, yaitu terbentuknya dua strata di masyarakat yaitu kelas tuan tanah dan kelas petani penggarap.
Teknologi industri menghasilkan produk utama yaitu kelas borjuis dan kelas proletar. Teknologi Informasi menghasilkan
dua produk utama yaitu segelintir
pemilik algoritma yaitu para bos pemilik facebook, google, yahoo, tencent,
amazone dan milyaran kelas pengguna yang dikendalikan. Pertanyaan
berikutnya adalah siapa mengendalikan
apa?.
Ungkapan di atas sudah dengan gamblang
menjelaskan, bahwa algoritma yang
mengendalikan manusia, dan manusia sudah kehilangan otoritas sebagai mahluk
VVIP di alam ini, khususnya di bumi Anda semua jangan tersinggung, karena
fakta itu sudah terang benderang, tetapi manusia terlalu sombong untuk mau
mengakuinya. Manusia masih merasa jadi tuan
atau pemimpin atas seluruh mahluk lain di muka bumi. Jika anda masih merasa
jadi bos, anda semakin terlena, semakin mudah kehilangan kontrol bahkan atas
diri anda sendiri.
Proses pengambilalihan kendali otoritas
oleh algoritma berlangsung mulus, bertahap. Proses itu dimulai dari peran
algoritma sebagai peramal, kemudian
sebagai agent, dan akhirnya sebagai penguasa. Anda masih tidak percaya dan
mau bukti?. Baiklah, kita mulai membahasnya. Cobalah anda selama 1 atau 2 hari penuh konsentrasi mencari sumber informasi tentang sesuatu topik
melalui internet / google. Pada hari ke 3 silahkan anda searching lagi topik
itu, maka di layar monitor perangkat anda muncul gelombang informasi /
bahan yang relevan dengan topik yang anda cari. Tanpa diminta ,algoritma google
sudah dapat menebak ( meramal )
dengan akurasi tinggi keinginan anda. Anda merasa senang dan terbantu, tetapi
apakah anda tahu maknanya?.
Anda sudah mulai menyerahkan otoritas
anda sebagai manusia bebas untuk dikendalikan oleh oleh pemilik algoritma.
Mereka mulai memetakan kebutuhan , keinginan, selera, hobby, kapasitas keuangan
anda. Mereka menyodorkan barang barang yang sesuai layaknya seorang wiraniaga
terampil ( agent ). Ketika anda belanja barang
kebutuhan sehari hari untuk waktu 1 bulan, menggunakan kartu kredit. Maka semua
kebutuhan anda akan jenis barang, merek, harga, spesifikasi, sudah berada di
algoritma data base bank dan pemilik algoritma raksasa.
Mereka kemudian menawarkan produk lain
yang sejenis, dengan range harga yang sesuai dengan kemampuan finansial anda.
Begitu juga dengan hobby dan selera anda terhadap musik, film dan sebagainya.
Ketika anda mau mengunduh satu aplikasi yang belum ada di perangkat anda, maka
dalam proses itu, algoritma aplikasi itu bertanya dan minta izin anda untuk
mengakses lokasi keberadaan anda berikut data pribadi termasuk file foto foto
anda. Ketika anda setuju, maka diri anda sudah
diretas oleh algoritma
mereka. Posisi dan gerak gerik anda selama 24 jam sehari, 7 hari
dalam seminggu dan 30 hari dalam sebulan dan seterusnya tidak lepas dari
pantauan algoritma mereka. Apakah masih ada kenyamanan hidup, jika semua gerak
sampai bernafas sekalipun diawasi oleh algoritma?. Anda jawab saja sendiri.
Jika anda tidak setuju, maka anda akan
terasing dari hiruk pikuk derap aktivitas di abad
digital. Algoritma akan membuang anda dari fasilitas hidup modern. Pada tahap
itu algoritma sudah unjuk kekuatannya sebagai penguasa. Sekarang kalau anda mau naik pesawat terbang , algoritma
airline akan bertanya apakah anda sudah menjalani test kesehatan?, jika anda
belum di test atau tidak mau menjawab, maka algoritma mereka akan menolak
aplikasi / permohonan anda. Pernahkah anda melihat "mayat hidup"
berjalan, tidak peduli dengan arus kendaraan yang lalu lalang, di dekatnya,
tetapi matanya serius menatap layar monitor perangkat smartphone atau
gadgetnya?. Siapa yang mengendalikan siapa?.
Anda tentu pernah mendengar berita
ada orang terperosok ke jurang atau ditabrak mobil karena sangat berkonsentrasi
mengejar mahluk virtual bernama pokemon?. Ketika anda mau pergi ke satu
tempat, anda meminta nasehat dari Waze atau Google Map untuk mengambil
keputusan memilih rute yang tidak macet. Pada waktu itu anda sudah menyerahkan
otoritas pengambilan keputusan kepada algoritma. Rupanya algoritmanya
kurang canggih. Anda direkomendasi memilih jalur tertentu, ternyata sebagian
besar pengguna jalan melakukan hal yang sama dan diberi arahan yang sama.
Akibatnya anda terjebak kemacetan . Seandainya anda mempercayakan pengambilan
keputusan kepada pengetahuan atau insting anda sendiri, mungkin tidak terjebak
kemacetan. Jika algortmanya lebih canggih, dia hanya memberikan rekomendasi
jalur itu kepada 30 % dari pelanggannya, agar tidak menimbulkan kemacetan.
Rupanya algoritma mereka masih punya titik lemah juga. Penulis sudah
sodorkan banyak bukti. Percayalah, tidak lama lagi anda dan kita semua akan
diretas habis habisan oleh berbagai algoritma. Di masa lalu perangkat kita yang
diretas oleh algoritma, tetapi sekarang diri kita yang diretasnya. Ketika kita
keluar rumah dan perangkat smartphone atau laptop kita tertinggal di rumah,
rasanya separuh jiwa kita ikut tertinggal. Kita jadi rapuh dan
tidak percaya diri tanpa memegang smartphone, gadget dan laptop. Ketika anda baru bangun tidur, sudah
terbentuk kebiasaan baru, langsung meraih smartphone. Kemudian segera membuka
aplikasi favorit , karena anda tidak mau ketinggalan berita terbaru. Tanpa
sadar anda sudah jadi penderita FOMO (
Fear Of Missing Out ), anda takut ketinggalan sesuatu. Itulah pertanda
otoritas anda sudah dikuasai algoritma. Semua ini salah siapa?.
Anda mau menyalahkan para ahli komputer
atau perancang algoritma?. Anda salah sasaran kalau melampiaskan kedongkolan
pada mereka. Awalnya tidak terpikirkan sama sekali oleh mereka, kalau ternyata
mereka mampu meretas manusia. Para ahli biologi terutama ahli biologi molekuler
dan genetika yang membuka rahasia kehidupan sampai ke tingkat paling mendasar.
Para ahli biologi itu mengumumkan hasil riset termuthakhir di bidangnya.
Mereka mengatakan bahwa semua hal di
alam ini termasuk manusia tidak lain dari data yang tersusun dari unsur unsur
dan proses proses biokimiawi yang dapat diproses dengan algoritma. Rahasia
itu menggoda para ahli komputer dan perancang algoritma untuk meretas dan
mengendalikan manusia. Hal itulah yang sudah dan terus akan kita alami.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk keluar dari situasi yang tidak
nyaman ini?. Tunggu saja nanti akan penulis buka rahasianya di
tulisan yang akan datang.
Comments
Post a Comment