KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN : MUDAH DIUCAPKAN, SULIT DILAKSANAKAN
Pengantar
Konsep Pembangunan Berkelanjutan
sudah sangat sering dibicarakan oleh berbagai kalangan di berbagai kesempatan,
sehingga hampir semua orang fasih mengucapkannya. Ironisnya, implementasi
konsep itu nyaris tidak pernah terlihat nyata dari dalam berbagai rencana dan
pelaksanaan pembangunan, sehingga banyak orang menganggap konsep itu mudah
diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Kondisi ini disebabkan karena selama ini konsep
Pembangunan Berkelanjutan hanya dipahami pada tataran normatif, tanpa ada
upaya memahaminya sampai pada tataran teknis operasional. Akibat pemahaman
yang dangkal dari konsep itu, sulit mengidentifikasi, merumuskan
indikator, parameter dan formula untuk menghitung secara kuantitatif
keberlanjutan suatu proses pembangunan. Kondisi ini terjadi bukan hanya di
kalangan masyarakat awam, tetapi juga di kalangan intelektual. Perlu diketahui
bahwa kajian konsep Pembangunan Berkelanjutan telah mengalami kemajuan
pesat dalam dua dekade terakhir dan masih akan berkembang terus. Konsep
ini telah berubah dari konsep yang sederhana menjadi konsep yang rumit dan
canggih, lengkap dengan formula perhitungannya.
Lahirnya Konsep Pembangunan
Berkelanjutan
Pelaksaan strategi pembangunan
konvensional yang dijalankan selama tiga dasawarsa telah menimbulkan masalah
besar, di antaranya :
- Ketersediaan sumberdaya alam semakin langka, terutama yang bersifat tidak dapat diperbaharui ( non renewable ), sementara kebutuhan akan sumberdaya alam semakin meningkat, sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan keinginan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
- Kualitas lingkungan yang semakin merosot akibat aktivitas manusia yang semakin meningkat, sementara itu manusia membutuhkan kualitas lingkungan yang baik untuk melanjutkan kehidupannya.
Konsep Pembangunan Berkelanjutan
merupakan konsep yang sederhana sekaligus rumit, sehingga pengertiannya sangat
multi dimensi dan multi interpretasi. Menurut Hall( 1998 ), konsep
keberlanjutan mengandung dua dimensi, dimensi waktu dan dimensi interaksi
antara sistem ekonomi, sistem sumberdaya alam dan lingkungan. Pezzey (
1992 ), berpendapat bahwa keberlanjutan memiliki pengertian statis dan dinamis.
Keberlanjutan statis diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya alam yang
terbaharui dengan laju teknologi yang konstan dan keberlanjutan dinamis
diartikan sebagai pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terbaharui dengan
tingkat teknologi yang terus berubah. Oleh karena adanya multi dimensi dan
multi tafsir ini, para ahli sepakat untuk sementara menggunakan pengertian yang
dirumuskan oleh Komisi Brundtland ( 1987 )
Definisi dan Pengertian Konsep
Pembangunan Berkelanjutan
Komisi Brundtland mendefinisikan
konsep Pembangunan Berkelanjutan sebagai berikut :
- Pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan hari ini tanpa mengurangi kemampuan dan kesempatan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
- Upaya meningkatkan mutu kehidupan manusia, namun dengan cara dan gaya hidup yang tidak sampai melampaui daya dukung ekosistem.
- Pola transformasi sosial dan struktur ekonomi ( pembangunan ) yang mengoptimalkan keuntungan keuntungan ekonomis dan sosial lainnya yang tersedia pada saat ini tanpa mengurangi potensi keuntungan serupa di masa depan.
Pengertian konsep Pembangunan
Berkelanjutan versi Komisi Brundtland dinilai sangat normatif, sehingga sulit
dioperasionalkan. Dally( 1990 ) menambahkan beberapa aspek mengenai
definisi operasional Pembangunan Berkelanjutan, antara lain :
- Untuk sumberdaya alam terbaharui, laju pemanenan harus sama dengan laju regenerasi ( produksi lestari ).
- Untuk masalah kualitas lingkungan , laju pembuangan limbah harus setara dengan kapasitas simulasi ( self purification ) lingkungan.
- Sumber energi yang tidak terbaharui harus dieksploitasi secara quasi sustainable, yakni mengurangi laju deplesi dengan cara menciptakan energi substitusi. Perman, et.al ( 1996 ) mengajukan 5 alternatif pengertian keberlanjutan :
- Suatu kondisi dikatakan berkelanjutan ( sustaiable ), jika utilitas yang diperoleh masyarakat tidak berkurang sepanjang waktu (non declinning consumption ).
- Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumberdaya alam dikelola sedemikian rupa untuk memelihara kesempatan produksi di masa depan.
- Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumberdaya alam ( nature capital stock ) tidak berkurang sepanjang waktu ( non declinning ).
- Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumberdaya alam dikelola untuk mempertahankan produksi jasa Sumber daya alam.
- Keberlanjutan adalah kondisi dimana kondisi minimum keseimbangan dan daya tahan (resilience ) ekosistem terpengaruhi.
Harris( 2000 ), memperluas pemahaman konsep Pembangunan
Berkelanjutan
yang dapat dipetik menjadi 3 aspek
pemahaman :
1. Keberlanjutan ekonomi yang
diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan barang dan jasa secara kontinu
untuk memelihara keberlanjutan pemerintahan dan menghindari terjadinya ketidak
seimbangan sektoral yang dapat merusakkan produksi pertanian dan industri.
2 Keberlanjutan lingkungan.
Sistem yang berkelanjutan secara lingkungan harus mampu memelihara sumberdaya
alam yzng stabil, menghindari eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan dan
penurunan fungsi penyerapan lingkungan. Pengertian konsep ini menyangkut
pemeliharaan keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara dan fungsi ekosistem
lainnya yzng tidsk termasuk kategori dumber sumber ekonomi.
3. Keberlanjutan sosial ,
diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan, menyediakan layanan
sosial, termasuk kesehatan, pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik.
Perluasan pengertian konsep keberlanjutan dari Harris telah menambah
kompleksitas konsep yang dicanangkan oleh Komisi Brundtland. Norton dan Toman
( 1997 ) mengembangkan model assessment berkelanjutan melalui multi kriteria
untuk analisis dampak lingkungan. Howarth ( 1997 ) mengembangkan Sustainable
as opportunity. Jha dan Murphy ( 2000 ) menyatakan
bahwa konsep keberlanjutan yang ada selama ini kurang lengkap karena tidak
memasukkan aspek spasial dan perilaku serta hak kepemilikan di
dalam model analisisnya. Perkembangan mutakhir dari kajian konsep Pembangunan
Berkelanjutan adalah upaya pertimbangkan bentuk kapital yang lain yaitu
social capital di dalam model analisisnya oleh Pearce dan Berbier
( 2000 ) dan Faucheux dan O'Connor ( 2001 ).
Sejalan dengan perkembangan substansi
konsep Pembangunan Berkelanjutan, instrumen instrumen untuk mengimplementasikan
konsep itu juga berkembang pesat. Instrumen instrumen tersebut terdiri dari
beberapa jenis yaitu :
- 1Instrumen yang bersifat preemtif, meliputi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Environment Impact Assessment ), Evaluasi Sumberdaya Lahan ( Land Evaluation ).
- Instrumen yang bersifat preventif, meliputi Baku Mutu Ambien dan Baku Mutu Effluent
- Instrumen ysng bersifat proaktif, meliputi Audit
Lingkungan ( Environmental Auditing ), Analisis Daur Hidup Produk (
Product Life Cycle Assessment ), Nilai Konservasi Tinggi ( High
Conservation Value), Carbon
Trade, dan Carbon Footprints.
Formula dan Model Konsep Pembangunan
Berkelanjutan
Formula yang digunakan untuk
mengukur konsep Pembangunan Berkelanjutan secara ekonomi juga mengalami
kemajuan berarti. Fofmula yang telah dikenal dewasa ini antara lain, Formula
Pearce - Atkinson ( 1993 ), Formula Hartwick ( 1997 ). Fauzi
dan Anna ( 2002 ), juga telah mengukur keberlanjutan sumber daya
perikanan melalui pengukuran depresiasi.
Model Peace - Atkison
Indeks keberlanjutan (
Z ), diukur dengan menghitung laju tingkat tabungan domestik dengan laju
penurunan nilai depresiasi sumberdaya alam. Pembangunan ekonomi dikatakan
berkelanjutan jika nilai Z melebihi depresiasi sumberdaya alam ( > 0 ).
Model ini sudah diuji di beberapa negara dan hasilnya sebagai berikut :
1. Brazil dan Costa Rica
memenuhi kriteria berlanjut.
2. Filipina dan Meksiko
berada dalam kondisi marginal ( Z = 0 )
3. Indonesia dan Papua New
Guinea, tidak lolos uji.
Persyaratan Penerapan Model
Hartwick.
- Harus ada tingkat substitusi antara sumberdaya alam dengan kapital fisik.
- Rente sumberdaya alam yang diperoleh dari ekstraksi harus ditabung, sehingga menghasilkan kapital yang berakumulasi.
- Ekstraksi sumberdaya alam non renewable harus mengikuti kaidah produksi bersih ( cleaner production).
Berdasarkan persyaratan tersebut,
model Hartwick, tidak dapat diterapkan di Indonesia.
Modal Sosial ( Social Capital)
Menurut Pierce dan Barbier, Faucheux
dan O'Connor, Social Capital berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi, karena
faktor faktor berikut :
- Arus informasi akan lebih cepat bergerak antar agen ekonomi, jika social capital cukup baik.
- Kepercayaan ( trust ), yang menjadi komponen utama social capital akan mengurangi biaya pencarian informasi, sehingga mengurangi biaya transaksi.
- Social Capital yang baik skan mengurangi kontrol pemerintahan, sehingga pertukaran ekonomi lebih efisien. Di sisi lain social capital juga dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan natural capital dengan cara :
- Mengurangi eksternalitas, karena dengan adanya social capital, setiap agen ekonomi harus berfikir untuk melakukan aktivitas yang memberikan dampak negatif terhadap pihak lain.
- Mengurangi tingkat discount rate yang tinggi, karena social capital yang baik akan memungkinkan pembagian risiko, sehingga ketidak amanan individu ( individual insecurity ) dapat dikurangi.
- Memecahkan risiko yang ditimbulkan oleh sifat common property sumberdaya alam, karena social capital yang kuat akan mengurangi runtuhnya sistem pengelolaan sumber daya alam.
Kesimpulan
Konsep Pembangunan Berkelanjutan
sudah berevolusi selama 31 tahun. Ketika pertama kali diluncurkan, konsep ini memang
masih abstrak, normatif, tidak operasional. Sekarang konsep Pembangunan
Berkelanjutan sudah berkembang pesat, makin luas dan dalam, rinci,
lengkap dengan berbagai formula perhitungan matematis. Tidak ada lagi alasan
untuk tidak melaksanakan konsep ini. Jika masih ada pakar yang berdalih dengan
berbagai alasan, hal itu tidak lain disebabkan karena tidak kompeten,
atau tidak memutakhirkan pengetahuannya.
Comments
Post a Comment