GAGAL PAHAM KISAH TONGKAT NABI MUSA
Prolog
Konon kabarnya, pada suatu hari di negeri Konoha ( Kingdom of Nepotism Oligarchy and Hidden Ambition ) terjadi bencana banjir bandang dan tanah longsor di beberapa provinsi. Orang awampun tahu itu bukan bencana alam murni, tetapi lebih disebabkan karena buruknya tata kelola pemerintahan di negeri konoha, khususnya dalam pengelolaan sumberdaya alam. Ribuan jiwa melayang, ratusan luka luka, hilang, ribuan rumah hancur, ratusan jembatan, ratusan Km jalan hancur, rusak parah, bangunan fasilitas kesehatan, pendidikan dan pasar rusak berat. Air, lumpur, gelondongan batu besar dan kayu bertumpuk dan berserakan di berbagai tempat. Demikian juga bangkai hewan, manusia dan rongsokan perabot, kendaraan bermotor berserakan. Sementara bala bantuan logistik makanan, obat obatan, tenaga dokter dan paramedis tiba sangat terlambat. Lembaga yang berwenang di bidang bencana seperti gagap, bingung tidak tahu bagaimana harus bertindak, karena anggaran sangat terbatas. Dalam kondisi pemerintah tak berdaya, lemah, banyak negara tetangga, sahabat dengan sigap memengirimkan bantuan, tetapi ditolak oleh pemimpin tertinggi negeri Konoha. Bahkan ada paket bantuan yang sudah datang, diperintahkan untuk ditolak dan dikembalikan, walaupun akhirnya diterima juga dengan alasan karena bukan berasal dari pemerintah. Kondisinya mirip orang beringus, masuk - keluar - masuk.
Berbagai pihak di dalam negeri mendesak kuat agar Presiden segera menetapkan status bencana nasional dan menerima bantuan internasional. Presiden menolak dengan alasan negara Konoha masih kuat, mampu mengendalikan situasi, demi harga diri menolak semua bantuan asing. Presiden dan aparat di bawahnya berupaya keras menggeser realitas objektif ( kerusakan parah ) menjadi realitas intersubjektif ( hanya ada di alam pikiran dan berharap semua orang percaya ) bahwa situasi terkendali, baik baik saja. Untuk meyakinkan publik, presiden datang ke lokasi bencana dan berpidato " Kita akan segera membereskan semua kerusakan ini. Sabar ya karena SAYA TIDAK PUNYA TONGKAT NABI MUSA".
Arti dan Makna HarfiahTongkat Nabi Musa
Masyarakat tradisional, terbiasa berpikir konkrit, kurang terlatih berpikir virtual / abstrak. Mereka membutuhkan sarana fisik untuk memahami kompleksitas realitas alam. Kedudukan seseorang di dalam strata masyarakat harus dibarengi sesuatu benda yang dapat dilihat dan diraba secara fisik. Benda benda itu menjadi simbol status bagi seseorang. Misalnya seorang raja / kaisar harus berpakaian mewah dengan warna dan aksesori khas, duduk di atas kursi besar, mewah yang disebut tahta, mengenakan mahkota yang bertebaran batu mulia, dan sebatang tongkat indah. Benda benda fisik itu dalam istilah akademik disebut regalia. Di dalam regalia dipercaya terdapat kekuatan super natural yang hanya dapat digunakan oleh orang yang sah.
Nabi Musa adalah seorang Nabi dari kelompok ( kaum ) Yahudi yang hidup pada abad XIII Sebelum Masehi di Mesir pada masa pemerintahan Pharao ( Fur'aun Ramses II dan putranya Merneptah. Nabi Musa adalah orang Yahudi yang diadopsi menjadi kerabat Pharao, dibesarkan dan dididik di istana. Setelah dewasa Musa menyadari asal usulnya dan menyaksikan bangsanya ditindas di Mesir. Dia bertekad membebaskan kaumnya dari penindasan. Upayanya mendapat tantangan dari Pharao. Untuk mengatasi tekanan dari penguasa, dia diberikan mukjizat oleh Tuhan melalui tongkatnya. Dari tongkatnya meluncur berbagai kejadian luar biasa yang disebut mukjizat. Di antara berbagai mukjizat itu yang paling spektakuler adalah dengan memukulkan tongkatnya ke air, Musa membelah Laut Merah, sehingga terbentang jalan darat antara dataran Mesir dengan Semenanjung Sinai. Melalui jalan itu Nabi Musa dan pengikutnya memasuki Sinai dan dikejar oleh pasukan Pharao. Setelah semua pengikutnya tiba di Sinai, Musa memukulkan tongkatnya ke tanah, dan air laut kembali menutupi jalan darat yang terbentuk dadakan. Akibatnya seluruh bala tentara, termasuk Fir'aun tewas tenggelam di Laut Merah.
Arti dan Makna Mukjizat Dalam Aneka Tafsiran
Inti dari kisah tentang mukjizat adalah menonjolkan sebuah kejadian luar biasa, melawan dalil dalil alam, tidak setiap saat dapat terjadi dan hanya orang terpilih yang dapat melakukannya. Fenomena mukjizat dapat dirafsirkan dengan beberapa cara. Mukjizat terjadi dimaksudkan untuk menanamkan rasa percaya / yakin dengan ajaran tertentu atau tokoh tertentu yang diberkati. Dengan menampilkan mukjizat, orang dibuat percaya dsn yakin dengan kebenaran ajaran yang dibawa oleh seorang tokoh / nabi.
Tafsiran lain menjelaskan bahwa mukjizat adalah intervensi hukum dimensi tinggi ( di atas 3 ) ke alam dimensi tiga ( tempat segala mahluk hidup berdiam ), sehingga hukum / dalil ilmu alam di dimensi tiga menjadi batal. Misalnya setiap benda termasuk manusia, jika dibakar akan mati hangus terbakar. Ada orang yang dibakar tidak mati atau hangus terbakar. Misalnya Nabi Ibrahim ( Abraham ), dibakar hidup hidup dan tetap utuh. tidak kurang dari apapun. Atau seorang Brahman ( pertapa ), dapat berjalan di tengah kobaran api dan tetap utuh, tidak hangus terbakar.
Satu lagi tafsiran dapat diajukan. Sebenarnya mukjizat bukan kejadian luar biasa. Orang mengatakan mukjizat sebagai kejadian yang melawan dalil alam dan akal sehat, karena tidak mengetahui dalil dalil alam secara komphrehensif. Misalnya setiap benda yang dilontarkan ke atas, pasti jatuh ke tanah, karena ada gaya gravitasi. Hal itu sesuai dengan hukum Newton. Sebenarnya prediksi hukum Newton dapat batal jika pada benda itu diberikan persyaratan yang memenuhi prinsip dan hukum Bernoulli. Hukum Bernoulli diaplikasikan dalam teknik aerodinamika, menghasilkan bentuk sayap pada pesawat terbang. Bentuk sayap bagian atas yang melengkung membuat kecepatan aliran udara di atas sayap lebih besar dari di bawah sayap, sehingga menghasilkan gaya upforce ( gaya angkat ), yang membuat pesawat tidak jatuh. Jadi penampakan pesawat terbang yang sedang mengangkasa pada beberapa abad silam dipandang sebagai mukjizat, di masa kini itu merupakan peristiwa biasa. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu peristiwa disebut mukjizat jika belum ada penjelasan logisnya.
Ada satu lagi tafsiran tentang peristiwa mukjizat. Manusia dapat "melawan" dalil alam yang dapat dikategorikan sebagai mukjizat, jika memiliki kekuatan, kekuasaan yang dapat menghasilkan kondisi menakjubkan. Mukjizat dapat diartikan sebagai kekuatan, kekuasaan, kewenangan yang dengannya, seseorang dapat menghadirkan keajaiban / mukjizat. Dengan ilmu dan teknologi konstruksi yang dimilikinya, bangsa Cina dapat membangun gedung 6 lantai dalam waktu 1 hari, bangunan 20 an lantai dalam waktu dua minggu dan 40 - 50 lantai hanya dalam waktu 2 bulan. Negara negara Amerika Serikat, Rusia, Cina dapat mengirim manusia ke angkasa luar tanpa cedera apapun, termasuk ketika menembus zona atmosfer bumi yang memiliki temperatur di atas 1500 °C. Hal itu dapat terjadi karena bangsa bangsa itu memiliki kekuatan.
Presiden Tidak Butuh Tongkat Ajaib ( Epilog )
Dari uraian di atas jelas, di masa kini Tuan Presiden Negara Konoha tidak membutuhkan mukjizat tongkat Nabi Musa, jika di tahu bagaimana cara mengeksekusi kekuasaan, kewenangan, kekuatannya selaku kepala negara, kepala pemerintahan, panglima tertinggi. Dengan kekuasaan sebesar itu, presiden dapat berbuat sangat banyak, yang orang lain tidak mampu lakukan. Presiden dapat menggerakkan seluruh sumberdaya yang dimiliki negara, kekuasaan, kewenangan, peralatan canggih, sumberdaya manusia dalam skala besar dan anggaran berapapun yang dibutuhkannya. Jika masih kurang, dia dapat meminta bantuan dari puluhan negara secara simultan. Yang dibutuhkan negara Konoha adalah presiden yang memiliki kecerdasan, keberanian, kecepatan mengambil keputusan dan tindakan, bukan presiden yang serba ragu, gagap, tersandera oleh para elit dan oligarki serta kepentingannya sendiri. Kebijakan Pemerintah Cina melarang keras seluruh pejabat Pemerintah, Partai, Sipil, Militer memiliki bisnis, sehingga mereka steril dari konflik kepentingan. Pejabat yang melakukan kesalahan ringan di hukum berat, dan yang melakukan korupsi, ditambah lagi hukumannya dengan dimiskinkan. Yang melakukan kesalahan berat dikirim menghadap Tuhan, biarlah Tuhan yang mengadili dan memvonisnya. Dapatkah negeri Konoha mencontoh Cina? . Semua itu tergantung kepada Presiden Konoha.
Kepada Presiden Konoha penulis berpesan: " Tuan Presiden, jangan berkecil hati karena tidak punya tongkat Nabi Musa, karena Anda memang bukan Nabi Musa. Akan tetapi Anda memiliki kekuasaan, kekuatan, kewenangan, peralatan, sumberdaya manusia, anggaran besar, yang kalau digunakan secara cerdas, efektif, efisien dan tepat sasaran, dapat menghasilkan efek yang tidak kalah dari mukjizat tongkat Nabi Musa".
Comments
Post a Comment