BERAPA NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI ?

Prolog

Presiden Prabowo Subianto lagi lagi melontarkan ucapan yang dapat dinilai sebagai blunder. Setelah membuat pernyataan yang menimbulkan kontroversi soal pelaku korupsi, Prabowo membuat orang tersentak dengan ucapannya " jangan takut dengan deforestasi". Tidak masalah mengganti penutup lahan dari hutan menjadi kebun kelapa sawit, karena daun pohon kelapa sawit juga berwarna hijau dan mampu menyerap karbon. Pernyataan itu membuat orang terpana, karena keluar dari mulut orang sekaliber Prabowo Subianto yang notabene adalah jenderal bintang 4 dan sedang menjabat sebagai presiden dari negara yang luas wilayahnya no 4 di dunia. 

Orang yang belajar ilmu lingkungan pasti terheran heran sambil bertanya, apakah ucapan itu memang benar pernah diucapkan oleh presiden?. Jika benar, hal ini merupakan bencana bagi dunia pada umumnya, dan Republik khususnya. Mengingat seriusnya persoalan ini, penulis tergerak membuat tulisan yang berusaha memaparkan tentang arti dan makna penting keanekaragaman, khususnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan. 

Sebelum melangkah lebih jauh, penulis berharap harus ada penasehat yang berani menyarankan agar Presiden mulai sekarang harus menetap di Istana Merdeka. Ketika matahari beranjak naik memancarkan sinarnya ke lidah api berbalut emas di puncak tugu Monas dan memantulkan cahaya kuning keemasan ke segala arah. Pada momen itulah presiden harus menatap ke arah puncak tugu Monas dari serambi depan istana merdeka. Ritual yang sama dilakukan setiap hari oleh presiden Amerika Serikat dari ruang oval ( ruang kerja presiden ) di gedung putih, menatap puncak tugu Obelisk yang memancarkan pantulan sinar kuning keemasan  di Lincoln Memorial Park, Washington DC, sambil mendengarkan dengan takzim briefing dari Direktur CIA dan Direktur NRO yang memaparkan kondisi dunia dalam 24 jam terakhir. Dari puncak tugu Monas memancar sinar kebijaksanaan yang harus diresapi oleh presiden sebelum beliau menjalankan tugas sehari hari. 


Asal Mula Terbentuknya Keanekaragaman 

4,5 milyar tahun lalu ketika bumi terbentuk, belum ada kehidupan, karena temperaturnya sangat tinggi. Dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan, secara berangsur angsur temperatur bumi terus turun. Kemudian terbentuk molekul molekul air, oksigen dan karbon. Tiga unsur dasar itu kemudian mendorong munculnya kehidupan. Perubahan terus terjadi, mulai muncul tumbuhan perintis. Perubahan mendorong terjadi variasi. Makin lama variasi pada mahluk hidup makin besar. Dari semua tipe biom dan ekosistem, variasi terbesar terdapat pada ekosistem hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis tidak terbentuk seketika, tetapi melalui evolusi yang berlangsung selama jutaan tahun. Keanekaragaman hayati yang tinggi membuat ekosistem hutan hujan tropis adalah ekosistem yang paling stabil dalam segala hal. Aliran materi,energi dan informasi berlangsung konstan,  tanpa fluktuasi atau amplitudo yang ekstrim. 

Neraca hidroligis di hutan hujan tropis berjalan dalam kondisi keseimbangan nyaris sempurna tidak tergantung musim. Di musim kemarau air tersedia dalam jumlah cukup, dan tidak berlebih pada musim hujan. Di kawasan itu juga tidak pernah terjadi lonjakan perkembangan populasi spesies tertentu yang dapat memicu timbulnya berbagai hama. Kestabilan tersebut membawa implikasi pada rendahnya tingkat produksi di ekosistem hutan hujan tropis. Tingkat produksi tidak mungkin tinggi karena jumlah populasi tiap spesies tidak besar, sebagai konsekuensi logis dari tingginya tingkat keanekaragaman. Hal ini tergambar dari nilai indeks tetapan/ konstanta Schroedinger mendekati 1 :

          P ( Produksi )

        ------------------------    ~ 1

          R ( Respirasi )

Untuk memperbesar nilai produksi hingga jauh di atas 1, maka keanekaragaman harus dikurangi dengan mengubah tutupan hutan menjadi tanaman monokultur ( sejenis ), misalnya padi, atau kelapa sawit atau apa saja. Itu sebabnya tingkat produksi lahan kebun, sawah jauh lebih tinggi dari hutan hujan tropis.  Tingkat produksi yang tinggi harus dibayar mahal dengan berkurangnya keanekaragaman yang berikutnya membuat tingkat kestabilan menurun jauh. Lahan tanaman monokultur sangat rawan terhadap serangan hama, rusaknya neraca hidrologis yang dapat menimbulkan banjir, erosi. 


Manfaat Hutan Hujan Tropis

Selain sebagai stabilizer alam, hutan hujan tropis berfungsi sebagai gudang perbendaharaan plasma nutfah / bank gena alam berskala giga dari berbagai spesies tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Banyak dari spesies yang ada belum sempat diinventarisasi, konon pula diketahui manfaatnya sebagai sumber pangan dan obat obatan. Kehilangan sumber plasma nutfah artinya hilangnya kesempatan untuk mendapatkan berkah dari keanekaragaman. Belum ada metode / formula yang dapat menghitung berapa kerugian secara  akurat yang bakal diderita jika terjadi kehilangan sumber plasma nutfah. Berbagai formula dan model valuasi ekonomi yang pernah dikembangkan seperti NPV ( Net Value Present ), MYS ( Maximum Yield Sustainable ) dari Gordon - Schieffer, begitu juga formula formula Pearce - Atkinson, Hartwick tidak dapat diterapkan untuk menghitung nilai keanekaragaman, karena terlalu banyak variabel yang belum dapat diidentifikasi, apalagi dihitung nilai tiap variabel.  Dapat diduga, kerugiannya tidak terperikan. Harta karun Republik sejatinya adalah kekayaan sumber plasma nutfah. Nilainya jauh lebih besar dan lebih penting dari sekadar rosot karbon ( penangkap / penjara  karbon ) yang didengung dengungkan oleh presiden. Nilai penting sebagai rosot karbon baru muncul berkat hadirnya skema perdagangan karbon di dunia internasional. Republik belum memanfaatkan secara optimal perdagangan karbon, karena kurangnya pemahaman tentang hal itu. Devisa dari perdagangan karbon belum diperoleh, malangnya sudah kehilangan sumber plasma nutfah. Kondisi ini lebih buruk dari ketidakmampuan pemerintah Republik mendapat rejeki dari uang karbon, malahan harus jadi bulan bulanan akal cerdik dari negara negara maju dalam skema perdagangan air maya  ( virtual water ) . 

Sekarang minimal ada 3 isu lingkungan internasional strategis yaitu perdagangan karbon  ( carbon trade ), produk makanan secara bio reaktor ( teknothrop )  perdagangan air maya ( virtual water trade ).  Penulis sudah pernah meluncurkan tulisan yang membahas ketiga isu besar tersebut. Komoditi kelapa sawit memang penting, tetapi untuk menghasilkannya jangan sampai mengorbankan ekosistem hutan hujan tropis, karena masalah konversi lahan tidak perlu terjadi jika diterapkan operasional konsep teknothrop. Menebang hutan hujan tropis butuh waktu singkat. tetapi untuk memulihkanya dibutuhkan waktu ribuan tahun. Presiden Prabowo Subianto harus merekrut pejabat dan penasehat yang mumpuni di bidang isu isu besar dan bersifat strategis, bukan pejabat dan  penasehat yang hanya patuh tanpa reserve. 


Epilog

Pada dekade 90 an, penulis pernah berkantor di kawasan Koningsplein ( Monas ) dan sering melintas di depan Istana Merdeka Jakarta. Ketika melintas, penulis sering berdiri di depan pagar istana, menatapnya sambil berharap agar siapapun penghuni gedung besar megah bercat putih itu adalah orang yang arief bijaksana. Orang yang dapat menyerap pacaran sinar kebijaksanaan dari puncak tugu Monas. Kebijaksanaan itu mengalir dari setiap keputusan yang ditetapkannya yang memberikan manfaat yang sebesar besarnya bagi seluruh rakyat Republik.  Teman teman yang pernah bersama sama berhenti di depan istana itu bertanya, siapa yang masuk kategori orang yang arif bijaksana,?. Dengan santai penulis menjawab : 

Orang arief bijaksana adalah orang yang mampu mengatasi masalah tanpa menimbulkan masalah baru. Orang yang berpikir dua langkah ke depan sebelum mengatakan sesuatu dan berpikir 4 langkah ke depan sebelum melakukan sesuatu. Orang bodoh hanya mampu menciptakan masalah. Orang pintar hanya mampu mengatasi masalah. Orang arief bijaksana mampu mencegah terjadinya masalah. 



  

Comments