RAGAM KONSEP DAN MODEL WAKTU UNTUK KAJIAN PREDIKSI MASA DEPAN



Perubahan adalah suatu kepastian di alam semesta. Tidak ada yang tidak berubah. Walaupun perubahan itu bersifat pasti, tetapi tidak ada satu orang pun yang dapat memprediksi bentuk perubahan yang bakal terjadi di masa depan secara akurat  berikut jalur jalur lintasan perubahan yang bakal ditempuhnya. Kemusykilan membuat prediksi akurat dengan tingkat presisi 100%, membuat masa depan terkesan penuh misteri, yang membuat  manusia semakin  penasaran.

Beberapa pertanyaan diajukan untuk dicari  jawabannya, agar rasa ingin tahu dapat terpuaskan. Pertanyaan yang diajukan berkisar tentang bentuk / wujud peradaban di masa depan dan faktor -  faktor yang  menyebabkan perubahan tersebut. Sebelum pertanyaan pertanyaan itu dapat dijawab, beberapa persoalan harus didudukkan pada tempatnya. Hal ini diperlukan agar terdapat kesamaan.persepsi dan pandangan tentang beberapa konsep yang akan digunakan. Kalau berbicara tentang perubahan, maka dimensi waktu jadi sangat penting, menduduki posisi sentral. Untuk memahami aspek waktu, maka kita harus meninjau konsep waktu menurut beberapa pandangan filsafat. Beberapa pandangan filsafat yang layak dibahas antara lain dari beberapa peradaban kuno, fisika klasik dan fisika modern.

Konsep Waktu Menurut Peradaban Kuno

Dari kajian literatur, beberapa peradaban kuno seperti Mesir dan India, menganggap waktu sebagai sesuatu yang tidak berawal dan tidak berakhir. Waktu digambarkan sebagai garis yang membentuk lingkaran dan berjalan membentuk siklus. Setiap orang menjalani hidupnya dalam satu siklus, dimulai dari kelahiran hingga kematian. Setelah mati, seseorang menjalani hidup yang berbeda yang kondisi kehidupan barunya, sangat bergantung kepada amal perbuatannya. Jika perbuatannya baik, akan terlahir dalam kondisi tingkatan derajat yang lebih baik.  Sebaliknya jika perbuatannya buruk, akan lahir dalam bentuk dan kondisi yang levelnya lebih rendah. Kepercayaan akan adanya reinkarnasi berasal dari pandangan filsafat peradaban kuno. Dalam peradaban India Kuno, setiap siklus dibagi menjadi 4 tahap. Tahap pertama adalah jaman keemasan suatu peradaban. Kehidupan makmur, sejahtera, aman tenteram. Kehidupan berjalan dengan kondisi 100% penuh kebaikan. Periode ini disebut jaman kerta yuga. Babak pertama berlangsung dua atau tiga generasi.

Babak berikutnya terjadi sedikit degradasi mutu peradaban. Sudah mulai ada kejahatan, tetapi kebaikan masih mendominasi ( 75% ). Periode ini disebut jaman dwapara yuga. Setelah berlangsung satu atau dua generasi, tibalah jaman tetra yuga. Pada babak ini bobot kebaikan sudah tinggal 50%, berimbang dengan kejahatan. Babak terakhir disebut jaman kali yuga. Pada masa ini, jumlah kejahatan sudah mendominasi kehidupan ( 75% ). Mutu kehidupan di berbagai bidang mengalami kemerosotan. Pada jaman kali yuga orang berharap munculnya tokoh yang akan melakukan perombakan total atas tatanan yang buruk. Tokoh yang dinanti nantikan itu disebut juga Ratu Adil atau Mesiah, Mesias, yang akan membawa masyarakat menuju puncak kejayaan ( jaman kerta yuga ). Demikian seterusnya berulang ulang. Jadi  kepercayaan akan datangnya tokoh mesias, ( di dalam agama Islam juga ada sosok yang mirip dengan tokoh  Mesias, dikenal dengan nama Imam Mahdi), berpangkal dari kepercayaan jaman kuno. Agama Budha juga mengenal tokoh yang mirip, disebut Maitreya. Di dalam agama Nasrani tokoh Yesus, juga disebut dengan Mesias. Demikianlah konsep waktu yang terdapat di dalam peradaban kuno.


Konsep Waktu Menurut Fisika Klasik

Fisika klasik dibangun di atas fondasi filsafat Cartesian, Baconian, Newtonian dan Kantian. Isaac Newton adalah kontributor terbesar yang membangun fisika klasik. Periode fisika klasik berlangsung dari abad XVII hingga akhir abad XIX. Fisika klasik menggambarkan waktu seperti lintasan anak panah yang dilepaskan dari busurnya.   Waktu berjalan dalam lintasan garis lurus dan tidak dapat berjalan mundur. Waktu adalah salah satu unsur utama di alam semesta, di samping materi, energi, gaya dan ruang. Semua unsur itu bersifat mutlak.
Dimensi waktu terbagi atas tiga bagian besar, yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Ada garis tegas yang memisahkan ke tiganya. Ke tiga bagian itu walaupun terpisah, tetapi masih saling berhubungan erat. Masa kini tidak dapat dipisahkan dengan masa lalu dan masa depan terkait dengan masa kini. Masa kini berakar di masa lalu dan masa depan merupakan buah dari masa kini. Pengetahuan sejarah masa lalu berguna unyuk memahami masa kini dan pengetahuan masa kini berguna untuk memprediksi masa depan, karena waktu hanya punya satu garis lintasan. Konsep waktu menurut fisika klasik telah memberikan posisi penting pada ilmu sejarah,  arkeologi ( representasi masa lalu ), ilmu ilmu kebumian, ilmu ilmu alam, ilmu ilmu sosial, budaya ( representasi masa kini ), dan futurologi (representasi masa depan ).
Dari tiga zona waktu itu, manusia memiliki informasi terbanyak dan terbaik tentang masa kini. Hal ini karena pada masa kini,  manusia memiliki kesempatan paling baik untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpan informasi tentang segalanya. Manusia dapat mengobservasi, mendokumentasikan semua fenomena, fakta, data, informasi  sampai tahap paling detail, baik yang bersifat potret sesaat, time series dan real time. Konsep konsep pembagian waktu dari periode peradaban kuno seperti tahun lalu, bulan lalu, minggu lalu, sekarang, esok, lusa, minggu depan, bulan depan dan tahun depan, dapat diterima dengan mulus di dalam konsep waktu menurut fisika klasik. Ilmu sejarah dan arkeologi telah memberikan kontribusi yang besar untuk menambah perbendaharaan pengetahuan manusia tentang masa lalu. Dengan pengetahuan itu kemudian disusun berbagai model tentang perubahan sosial budaya. Dengan model model itulah para ahli membuat prediksi prediksi tentang perubahan sosial dan budaya di masa depan.
Walaupun para pakar kajian masa lalu telah bekerja super keras, hasil kajian mereka masih mengandung banyak kelemahan yang bersifat filosofis, teoritis dan teknis metodologis. Kelemahan  kelemahan itu tidak dapat diatasi secara memuaskan, karena bukan disebabkan oleh kompetensi para pakar, tetapi lebih disebabkan karena "cacat bawaan yang bersifat genetis" dari sifat dan karakter data yang dimiliki. Pengetahuan masa lalu terutama bersumber dari catatan tertulis dan benda benda fisik yang dibuat manusia pada masa lalu yang sampai kepada kita melalui beragam cara. Ada yang diperoleh melalui metode metode survei dan ekskavasi yang ketat, dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Banyak pula yang diperoleh dengan cara sembarang, tidak direncanakan sebelumnya dan tidak melalui prosedur keilmuan yang ketat. Yang diperoleh melalui prosedur keilmuan sekalipun masih mengandung banyak kelemahan mendasar. Kelemahan itu disebabkan karena jarang sekali benda itu ditemukan dalam keadaan utuh.  Temuan itu lebih sering berupa fragmentaris, masih harus direkonstruksi, baik di atas kertas maupun secara aktual. Dalam proses ini besar peluang terjadi kesalahan. Jumlah barang temuan hanya sebagian kecil ( kurang dari 1% ), dari semua benda sejenis yang pernah dibuat manusia. Dengan jumlah sampel yang terlalu sedikit, sulit membuat kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Sementara itu ada salah kaprah yang melanda sebagian ahli kajian masa lalu. Benda temuan ( artefak, ekofak, feature  ), dianggap sebagai bukti langsung dari peradaban masa lalu dan dapat digunakan untuk merekonstruksi masa lalu. Sebenarnya semua benda buatan manusia atau benda alam yang punya kaitan dengan kehidupan manusia bukan merupakan bukti langsung.
Bukti itu masih harus ditafsirkan, karena perilaku manusia masa lalu tidak dapat diamati pada benda itu. Artefak bukan fosil perilaku manusia, tetapi jejak perilaku manusia. Oleh karena masih harus ditafsirkan, maka peluang terjadi kesalahan cukup besar. Bukti catatan tertulis, juga bukan tidak mengandung kelemahan. Catatan tertulis itu hanya merekam sebagian kecil momen sejarah yang pernah terjadi. Pada umumnya hanya merekam beberapa peristiwa penting dan menyangkut beberapa orang penting saja. Bukti tertulis itu sering pula ditemukan dalam keadaan tidak utuh, tulisannya sudah kabur, tidak jelas, sudah rusak atau hilang sebagian. Kendala lain adalah pada bahasa yang digunakan, misalnya bahasa yang sudah mati, penuturnya sudah tidak ada lagi, atau gaya bahasanya sudah berbeda dengan bahasa  yang digunakan sekarang. Selain itu, penulis pada masa lampau sering menggunakan bahasa tersamar untuk menceritakan sebuah peristiwa, menggunakan ungkapan, perumpamaan, idiom. Bagian bagian tersebut masih harus ditafsirkan dan dalam proses itu peluang terjadi kesalahan cukup besar. Semua kendala tersebut membuat hasil kajian masa lalu,  jauh dari memuaskan.
Di dalam proses itu peluang terjadinya perdebatan seru di antara para pakar tidak dapat dihindari. Justru di situlah keunikan dan keasyikan menekuni  bidang kajian masa lalu. Tiada hari tanpa perdebatan dan inilah yang membuat perkembangan ilmu jadi dinamis dan terjadi penghalusan / penyempurnaan metode terus menerus. Model model dan teori yang dihasilkan juga terus menerus mengalam penyempurnaan. Dengan pengetahuan tentang masa lalu dan masa kini, dibuat prediksi masa depan. Pembuatan prediksi masa depan dengan cara memanfaatkan kajian masa lalu dan masa kini, menjadi satu satunya cara yang dilakukan para pakar. Futurolog terkenal seperti Alvin Toffler dan John Naisbitt, juga menggunakan cara tersebut. Ke dua pakar itu telah melakukan kajian serius tentang prediksi masa depan dan hasilnya menggemparkan dunia. Sekarang kita tahu melalui jalan bagaimana mereka melakukan risetnya, ternyata melalui jalan yang penuh lubang kelemahan. Walaupun demikian, upaya mereka layak dihargai, karena mereka sudah berbuat maksimal. Mereka sudah memanfaatkan secara maksimal semua peluang yang diberikan oleh fisika klasik. Ada satu asumsi dasar tentang waktu yang tidak pernah dinyatakan secara eksplisit oleh para pakar yang melakukan kajian tentang perubahan dan prediksi masa depan. Asumsi itu didasarkan pada pandangan fisika klasik tentang waktu. Waktu berjalan membentuk hanya satu  dan satu satunya lintasan garis lurus. Artinya seluruh rangkaian peristiwa sejak masa paling awal ( t nol ) hingga sekarang dan ke masa depan hanya melalui jalur tunggal, tidak mungkin ada jalur ganda, multi , atau paralel.

Konsep Waktu Menurut Fisika Modern

Era fisika modern dimulai tahun 1901, dengan terbitnya makalah  yang ditulis oleh fisikawan terkenal asal Jerman bernama Max Planck. Makalah itu menjadi eksemplar pertama di fisika modern. Postulat dan aksioma yang digunakan Planck, semuanya melawan postulat dan aksioma fisika klasik yang dibangun oleh Isaac Newton. Jalan yang dirintis Planck segera ramai dipenuhi oleh jajaran fisikawan muda, termasuk Albert Einstein. Fisika modern menawarkan konsep konsep baru tentang alam semesta dan merevisi konsep konsep lama jadi bentuk baru yang membingungkan sebagian besar orang. Konsep konsep itu memporak porandakan dan menjungkir balikkan pemahaman konvensional tentang berbagai fenomena alam. Salah satu yang paling dramatis adalah penjelasannya tentang dimensi waktu. Dalam kerangka fisika klasik waktu berdiri sendiri, terpisah dari dimensi ruang, sementara dalam fisika modern, waktu terkait dengan ruang sehingga ditulis dalam bentuk :  dimensi ruang - waktu, bukan ruang dan waktu. Fisika klasik menganggap waktu bersifat absolut, fisika modern mengatakan sebaliknya ( relatif ). Di dalam kerangka fisika modern tidak dikenal hari, minggu, bulan dan tahun sebagai satuan ukuran waktu, atau konsep konsep : hari ini, kemarin, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu, begitu juga dengan besok, lusa, minggu depan, bulan depan dan tahun depan. Semua konsep konsep itu hanya ilusi dan persepsi manusia. Waktu itu sudah terkuantifikasi. Semua satuan waktu yang dibuat oleh manusia karena adanya persepsi tertentu, sebenarnya berhimpit. 
Misalnya, ketika seseorang sedang makan , sebenarnya dia juga sedang tidur, sedang mandi, sedang melakukan apa saja. Semua momen itu "berhimpit dan tercetak" di dimensi tinggi (  > 3 ). Istilah berhimpit dan tercetak sebenarnya tidak tepat benar, tetapi tidak ditemukan kata lain yang lebih tepat di dalam perbendaharaan kata pada bahasa sehari hari. Penggambaran paling tepat hanya dapat diberikan dalam bentuk persamaan matematis. Momen momen kejadian yang disebutkan di atas muncul di alam 3 dimensi karena pilihan kita dan lewat selang waktu. Untuk memperjelas konsep ini, di bawah ini diberikan sebuah contoh ilustrasi atau analogi sebagai berikut. Misalkan saya menghadapi sebuah gelas beling berisi air putih. Saya berniat minum air di gelas itu. Ketika tangan saya terjulur ke gelas, lalu mengangkatnya ke atas, lalu difoto dengan kamera.  Setelah difoto, saya melanjutkan gerakan meminum air di gelas.  Ketika saya sedang meminumnya, difoto. Kemudian saya meletakkan gelas itu kembali di meja. Adegan saya meletakkan gelas juga difoto. Saya memiliki 3 lembar foto yang menggambarkan suatu urut urutan kejadian yang berseri. Menurut konsep fisika modern, sebenarnya ke tiga adegan itu berhimpit, sudah ada  dalam bentuk potensi di alam dimensi tinggi. Ke tiga adegan itu baru muncul karena ke tiga adegan itulah yang saya pilih dan muncul di alam 3 dimensi secara berurutan , lewat selang waktu. Sebenarnya ketika saya mengangkat gelas, saya juga sedang minum dan sedang meletakkan gelas. Sebenarnya selain dari 3 adegan itu ada puluhan atau ratusan potensi adegan lain  yang sudah tersedia di alam dimensi tinggi. Misalnya ada adegan saya membuang air di gelas ke arah orang lain, membanting gelas ke lantai, mengangkat gelas, tetapi meletakkannya kembali tanpa meminum airnya dan ada puluhan kemungkinan lain. Adegan adegan itu tidak muncul ke alam 3 dimensi, karena tidak saya pilih. Saya tidak dapat mencari contoh penggambaran lain dalam bahasa sehari hari yang mendekati pengertian yang dimaksud oleh konsep waktu menurut fisika modern , kecuali saya menggunakan persamaan matematis yang sangat abstrak.
Jadi suatu kejadian terjadi dalam bentuk peluang dan potensi terjadinya acak / random. Tidak ada yang dapat meramalkan dengan tingkat kepastian 100%. Paket adegan yang tersedia jumlahnya tidak terhingga, banyak jalur yang ditempuh dan semua punya kemungkinan yang sama untuk muncul di alam 3 dimensi, sampai kita menjatuhkan pilihan. Konsep waktu menurut fisika modern membawa implikasi terhadap sistem keyakinan agama tertentu. Area yang dilaluinya termasuk area sensitif yaitu konsep takdir dan kehendak bebas. Manusia tampil sebagai mahluk otonom yang memiliki otoritas penuh atas dirinya dalam menjatuhkan suatu pilihan yang berimplikasi besar terhadap jalan hidupnya di masa depan.  Apa yang terjadi di masa depan sangat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil sekarang. Implikasi berikutnya, semua kajian  yang sifatnya prediksi jadi tidak berguna, karena lintasan jalur waktu dan perubahan  tidak tunggal tetapi banyak. Prediksi masih dapat dilakukan, tetapi dengan membuat sangat banyak skenario, yang memiliki peluang terjadi, sama besar. Pemahaman akan sifat sifat manusia sebagai aktor pengambil keputusan, jadi sangat penting.  Bahkan jauh lebih penting dari variabel variabel lain. Menurut konsep waktu di dalam fisika modern, penggunaan  model model perubahan di masa lalu untuk memprediksi masa depan, jadi tidak relevan.

Tulisan ini hanya memaparkan berbagai ragam konsep dan model waktu yang dikenal  di dalam sejarah peradaban. Pemahaman soal konsep waktu diperlukan dalam rangka memilih dan menentukan model untuk membuat   prediksi di masa depan. Perbedaan konsep waktu yang digunakan akan membuat perbedaan dalam memilih model dan pendekatan untuk membuat prediksi. Soal pilihan konsep dan model waktu , diserahkan sepenuhnya kepada pembaca. Apapun konsep dan model yang dipilih pasti membawa konsekuensi tertentu, dan mengenai hal ini tentunya para pembaca sudah memahaminya.


Comments