KONDISI DANAU TOBA SEKARANG MENURUT ILMU LIMNOLOGI

Limnologi adalah cabang ilmu kebumian yang khusus mempelajari tentang danau. Setiap danau memiliki siklus daur hidup seperti mahluk hidup lainnya , yaitu lahir - muda - tua - mati. 

Pada tahap awal pembentukannya, suatu danau berair jernih, temperaturnya rendah, terasa sejuk, dasar danau berupa batuan dan pasir. Di perairan dan dasarnya tidak terdapat biota air dan vegetasi air. Proses perombakan  bahan organik nyaris nihil. Sinar mata hari dapat menembus air cukup jauh ke dalam. Pada tahap ini danau berada pada tahap oligotrofik. 

Lama kelamaan, tepian danau mulai ditumbuhi semak belukar, dan pohon pohon besar. Daun daun kering tertiup angin, masuk ke air danau, kemudian tenggelam di dasar danau. Terjadilah proses perombakan bahan organik ( dekomposisi) oleh bakteri, menyebabkan temperatur air danau meningkat  dan mulai terbentuk lapisan lumpur tipis di dasar danau. Kehadiran tumbuhan di tepi danau dan perombakan bahan organik, mengundang  kehadiran biota air dan hewan hewan kecil dan besar untuk tinggal dan hidup di sekitar danau. Hadirnya hewan dan biota air merangsang manusia  untuk datang , dan menetap di sekitar danau. Kehadiran vegetasi, hewan dan manusia, meningkatkan sampah dan bahan  organik di danau, akibatnya proses perombakan oleh bakteri  makin intensif. Air danau mulai terasa hangat dan kejernihannya menurun.  Sinar matahari mulai terhalang, tidak dapat lagi menembus sampai kedalaman air. Pada tahap ini kondisi danau sudah berada pada tingkat mesotrofik. 

Lama kelamaan jumlah vegetasi, hewan dan manusia yang berdiam di tepi danau semakin banyak, jumlah sampah yang masuk juga makin banyak. Aktivitas perombakan   bahan organik makin besar, mengakibatkan suhu air makin hangat, keruh dan agak berbau. Sinar matahari semakin sulit menembus air danau. Aktifitas manusia dalam mengolah lahan, menyebabkan erosi dan sedimentasi di danau, dan kondisi ini semakin memicu pertumbuhan vegetasi air dan endapan lumpur di bagian tepi danau meningkat pesat. Kondisi ini diperburuk oleh aktivitas budidaya biota air baik yang menggunakan keramba maupun yang dilepas bebas di perairan danau. Pemberian makanan ikan ( pelet ) secara berlebihan memicu penyuburan perairan,  memberi pasokan bahan organik untuk pertumbuhan vegetasi yang semakin subur. Tepi danau mulai dipenuhi endapan lumpur dan terjadi pendangkalan di beberapa lokasi. Areal perairan mulai ditumbuhi vegetasi air dan terus menerus meluas tidak terkendali.  Vegetasi yang dominan adalah  enceng gondok , jenis jenis rumput air. Perairan di sekitar keramba mulai terasa amis dan anyir. Pada  kondisi demikian, danau berada pada tahap eutrofik

Jika situasi seperti itu terus berlangsung, maka danau mulai mengalami pendangkalan dan di beberapa tempat mulai muncul daratan dan terbentuk pulau pulau kecil, semakin lama semakin banyak dan sambung menyambung. Di lihat dari udara tampak genangan air di antara pulau pulau. Akhirnya danau yang pada awalnya luas, menyusut jadi banyak genangan genangan air dangkal  yang terpecah pecah oleh daratan, yang disebut telaga atau situ. Pada tahap ini danau sedang menuju kematiannya, kondisi ini disebut distrofik. Contoh danau yang sudah memasuki tahap ini adalah Rawa Pening di Jawa Tengah, telaga telaga kecil di sekitar kompleks Universitas Indonesia di Depok, telaga telaga di kawasan Sawangan, Pamulang, Jawa Barat. Pada masa lampau, telaga telaga tersebut merupakan sebuah danau besar. 

Sebagian besar danau danau besar di Indonesia  berada pada tahap eutrofikasi, seperti danau Tempe di Sulawesi, danau Singkarak  dan danau Maninjau  di Sumatera  Barat dan danau Toba di Sumatera  Utara. Khusus untuk danau Toba, proses menuju kondisi distrofik akan lebih lama dibanding dengan  danau danau lain. Hal ini disebabkan karena volume air danau Toba  luar biasa besar. Walaupun demikian, kondisi ini tidak dapat dibiarkan, usia danau harus diperpanjang, agar manusia dapat memperoleh manfaat danau seoptimal mungkin dan selama mungkin. 

Upaya Yang Harus Dilakukan

Manusia tidak dapat menghentikan proses penuaan dan kematian suatu danau, tetapi dapat memperpanjang usia pemanfaatannya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain :

  1. Menghentikn tindakan yang menimbulkan penyuburan danau ( eutrofikasi), dengan menghentikan pembuangan sampah organik, termasuk pelet biota air. Hal ini berarti budidaya ikan air tawar secara intensif harus dihentikan. 
  2. Mengendalikan laju/tingkat erosi dan sedimentasi hingga ke level minimal. , dengan cara merubah praktek pertanian di lereng bukit dari posisi tegak lurus terhadap kontur tanah, harus dibuat sejajar  kontur. Membangun teknik konservasi secara mekanis dengan teras  bangku. Pemakaian pupuk jangan berlebihan. 
  3. Menghutankan kembali kawasan lindung. 
  4. Membersihkan perairan danau dari vegetasi air baik dengan alat sederhana maupun  peralatan modern, ( backhoe, trailler, jaring)
  5. Melakukan pengerukan lumpur di pinggir danau. 


Dengan demikian, usia danau dapat diperpanjang.  Sebagai kompensasi akibat dilakukannya upaya revitalisasi danau, aktivitas perekonomian penduduk dapat dialihkan dari pertanian dan perikanan  ke sektor pariwisata. 

Comments

Popular Posts